Honda

Peti Uang dan Mesin Jahit Tambah Koleksi Museum Negeri Sumsel

Peti Uang dan Mesin Jahit Tambah Koleksi Museum Negeri Sumsel

PALPRES COM Koleksi Museum Negeri Sumatera Selatan Sumsel semakin bertambah Kali ini pengelola Museum milik Pemprov Sumsel ini menerima hibah dari salah seorang pengurus Asosiasi Guru Sejarah Indonesia AGSI Sumsel Anna Maria SPd berupa peti uang dan mesin jahit yang usianya hampir ratusan tahun Sebelumnya museum juga menerimah hibah baju Angkingan dari Ketua AGSI Sumsel Merry Hamraeny S Pd M M disela pembukaan LCCM tingkat provinsi tahun 2022 di Auditorium Museum Negeri Sumatera Selatan Diakui Anna peti uang dan mesin jahit tersebut merupakan peninggalan kakeknya bernama Muhammad bongkar yang digunakannya untuk memisahkan uang antara Rp1 Rp2 dan Rp10 Kemudian dibawahnya di taruh untuk uang kertas baru dikunci dan sayangnya kuncinya sudah dimakan waktu Pada zaman dulu kita kan belum punya berangkas jadi peti uang itulah biasanya digunakan untuk memisahkan uang Kalau melihat dari ornamennya ada burung merak yang mekar dan itu sangat indah Menurut saya jenis ukurin yang sudah lama untuk tahunnya saya belum bisa memastikannya jelasnya Selain peti uang dirinya juga menghibahkan mesin jahit yang biasa digunakan kakeknya untuk menyambung kehidupan sehari hari dan mencari nafkah Mesin jahit tempo dulu tidak seperti sekarang kalau sekarang kan pakai dinamo dan kaki tapi mesin jahit zaman dulu masih di engkol menggunakan tangan kalau ingin berirama cepat cepat ngengkolnya Karena mesin jahit ini masih manual sekali Dan biasanya mereka menjahit dengan cara duduk di atas semen gulung tiker untuk menjahit pesanan baju dan celana panjang serta pendek untuk laki laki tuturnya Dia menjelaskan usia peti uang dan mesin jahit ini sudah ada sejak tahun 1938 Ayah saya lahir 1938 berarti kakek saya mungkin menghidupi ayah saya sekitar tahun 1920 dan itu sudah dimilikinya Saya melihat benda ini mempunyai nilai lebih makanya saya simpan Untuk itulah daripada usang dimakan waktu pihaknya mempercayakan kepada Museum dibawah naungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Disbudpar Sumatera Selatan tersebut untuk merawatnya Kalau di Museum kan bisa menjadi sarana edukasi dan dilihat banyak orang Karena saya yakin tidak banyak orang punya mesin jahit macam saya ini kalau hanya di rumah hanya saya yang menikmatinya tapi kalau di museum kan banyak masyarakat yang melihatnya Untuk itulah saya bawak barang ini dari Solo ke Sumsel untuk dihibahkan ke museum jelasnya DVI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: