Honda

Catatan Perjalanan ke Sumatera Selatan dan Jambi (Bagian Ketujuh)

Catatan Perjalanan ke Sumatera Selatan dan Jambi (Bagian Ketujuh)

Oleh Dudy Oskandar Jurnalis dan Peminat Sejarah Sumatera Selatan KAMIS 4 Maret 1954 Pagi hari kami pergi ke kantor Perwakilan Jawatan Kebudayaan di mana kami diperlihatkan sejumlah besar negatif negatif foto yang dibuat Saleh mengenai kesenian Sumatra Selatan pada umumnya dan mengenai ukiran ukiran pada khususnya Sayang sekali bahwa afdruknya tidak ada sehingga untuk melihat saja diperlukan banyak waktu sedangkan kesannya kurang memuaskan Menurut Saleh negatif negatif itu tidak dicetak karena anggaran belanja tidak mengizinkan Pukul 10 30 kami pergi ke kelompok Gedingsuro Dengan seorang petunjuk jalan kami mula mula mengunjungi keramat Panembahan yang ternyata tertutup sama sekali oleh alang alang setinggi pinggang Kemudian kami menuju Gedeh ing Suro segugusan makam makam yang ternyata tidak pula terpelihara Ada juga bagian yang alang alangnya baru saja dipotong tetapi seorang pekerja pun tidak nampak Apakah sisa sisa bangunan di sini betul betul makam dan bagaimana situasi yang sebenarnya harus menunggu penyelidikan lebih lanjut Untuk sementara kita hanya dapat bersandar kepada hasil hasil yang diperoleh Schnitger Oudheidkundige Vondsten in Palembang dan The Archaeology of Hindoo Sumatra Dari sini kami mengunjungi keramat Mangkubumi yang sebenarnya tak seberapa jauhnya di sebelah utara Gedingsuro akan tetapi karena mula mula tak ada yang mengantarkan harus mencari cari dan berputar putar lama sekali Keramat ini hanya terdiri atas satu makam biasa di atas bukit kecil Dari batu batu lama yang nampak di sana sini dapat kami simpulkan bahwa tentunya di sini pun ada peninggalan purbakala Kemudian kami mencari Telagabatu Nama ini rupa rupanya kurang dikenal penduduk Setelah tanya kian kemari akhirnya ada pula yang dapat menunjukkan tempatnya yaitu di sebelah utara kelompok Gedingsuro itu sebelum sampai keramat Sabokingking Tempat ditemukannya Batu Naga kini di museum Jakarta No D 155 terletak di halaman orang dan kini ditanami pohon kelapa Pertanyaan pertanyaan kami akan adanya batu batu bersurat lain membawa kami ke Telagabiru di sebelah timur Telagabatu Kami harus menyusup hutan dan menyeberangi lumpur lumpur Di sini tak ada sesuatu apa yang menarik perhatian kami Adanya hanya rawa dan hutan lebat Tetapi yang penting ialah bahwa kini dapat ditetapkan bahwa tanah Telagabatu adalah dilluvium dan bahwa sisa sisa kepurbakalaan di daerah Palembang tidak usah dicari dalam tanah alluvium hasil pengendapan kali kali melainkan di tanah yang lebih tua dan lebih tinggi letaknya Pukul 1 30 kami keluar dari hutan dan lumpur Sore hari hujan turun dengan lebatnya Sumber 1 Amerta 3 Pusat Penelitian Arkeologi Nasional 1985 2 Menyelusuri Sungai Menurut Waktu Penelitian Arkeologi di Sumatera Selatan Jakarta 2006 3 https id wikipedia org wiki Sumatra Selatan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: