Honda

Kiprah Masyumi Ranting 18 Ilir Palembang (Bagian Kedua)

Kiprah Masyumi Ranting 18 Ilir Palembang (Bagian Kedua)

Kampanye Partai Masyumi.--Viva.co.id

Oleh Dudy Oskandar
(Jurnalis dan Peminat Sejarah Sumatera Selatan)

KARENANYA BOI dimaksudkan  untuk menjadi satu-satunya badan perjuangan bagi Ummat Islam didaerah ini.

Pendiri pertama dari badan ini, adalah Ki. Hi Ahmad Azhary, Ki Hi. Abubakar Bastari, dan lain-lain.

Anggota umumnya terdiri dari para alim ulama dan cerdik pandai Islam di Palembang.

Salah satu usaha yang terpenting dari badan ini, ialah mendirikan sebuah asrama latihan-jihad untuk ummat Islam umumnya terutama para pemuda, bertempat dikampung 35 Ilir Palembang.

BACA JUGA: Kiprah Masyumi Rating 18 Ilir Palembang (Bagian Pertama)

Dalam latihan perjuangan itu, tidak saja diajarkan ajaran jihad Islam, akan tetapi juga latihan memainkan senjata, seperti pencak bersenjata, dan sebagainya dijadikan suatu mata pelajaran yang utama.

Sampai pada permulaan bulan November 1945, BOI dapat memperkenalkan dirinya hampir diseluruh Keresidenan Palembang dan dibeberapa tempat dalam lain Keresidenan lagi.

Tapi sayangnya antara satu BOI dengan BOI lainnya tidak mempunyai hubungan organisatoris hingga dengan BOI Kota Palembangpun belum mempunyai hubungan administratip sebagaimana layaknya.

BOI kemudian mengirim A.S. Mattjik ke Jawa untuk mengetahui perkembangan politik di Jawa.

BACA JUGA: Surat-surat Herman Neubronner van der Tuuk di Lampung, 1868-1869 (Selesai)

Pada tanggal 7 November 1945 di Jogja telah diadakan suatu muktamar ummat Islam untuk memikirkan bagaimana hari kemudian dari ummat Islam Indonesia, dan terutama membicarakan bagaimana cara tenaga ummat Islam Indonesia akan dapat dikerahkan seluruhnya kepada perjuangan menggalang kemerdekaan Indonesia yang selalu terancam.

A.S. Mattjik dalam muktamar itu ikut sebagai utusan BOI daerah Palembang.

Salah satu putusan yang penting bagi ummat Islam Indonesia dikala itu, adalah bahwa muktamar dengan bi'at perjuangan mengakui bahwa bagi ummat Islam Indonesia hanya satu partai politik yang menjadi alat perjuangannya Partai itu ialah Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia  (Masyumi).

Mendengar keputusan yang disiarkan melalui radio dan pers dan juga dibawa sendiri oleh A.S. Mattjik, maka Barisan Umat Islam Palembang mengadakan konferensinya, pada saat terakhir dari bulan Desember 1945 yang kebetulan dihadiri oleh utusan dari berbagai daerah yang sebenarnya bermaksud untuk menghadiri Kongres Rakyat daerah Palembang yang diadakan saat itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: palpres.com