Honda

Dunia Pendidikan di Muba Masih Banyak Persoalan

Dunia Pendidikan di Muba Masih Banyak Persoalan

Anggota dapil IX, Hj. Kartika Sandra Desi ketika menggelar reses di Kantor Camat Babat Supat-Rossa-palpres.com

Reses Tahap III Tahun 2022 Dapil IX DPRD Sumsel

DUNIA pendidikan di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) ternyata masih menghadapi banyak persoalan. Berbagai permasalahan itu disampaikan kepada anggota DPRD Sumsel asal Dapil IX pada kegiatan dialog dalam rangka reses tahap III tahun 2022.

Reses berlangsung pada 1 hingga 8 Desember 2022 diikuti Abusari, SH, MSi sebagai koordinator dengan anggota Hj. Kartika Sandra Desi ,SH ; Susy Imelda Frederika; H Fatra Radezayansyah, ST, MM;  Ahmad Toha, SPdI, MSi; dan Drs Tamrin, MSi.


Anggota DPRD Sumsel asal Dapil IX -Rossa-palpres.comSelama sepekan masa reses, rombongan Dapil IX menemui warga di sejumlah wilayah di Muba. Yaitu melakukan pertemuan dengan guru, siswa, ketua komite, dan wali murid di lapangan SMAN 1 Lais, pertemuan di SMAN 2 Lais, pertemuan di SMAN 4 Sekayu,  pertemuan di SMKN 3 Sekayu, serta pertemuan di SMA 1 Bayung Lencir. 

Tak hanya berdialog dengan insan pendidikan, rombongan Dapil IX juga berdialog dengan masyarakat, camat, lurah, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda di Desa Teluk dan Desa Lais, Kecamatan Lais. Kemudian, Dapil IX juga menggelar pertemuan di Kantor Camat Bayung Lencir.

Dibincangi usai reses, anggota Dapil IX, Ahmad Toha mengatakan, banyak aspirasi dan keluhan yang disampaikan masyarakat pada setiap pertemuan. Sebagian besar permasalahan yang dikeluhkan muncul dari dunia pendidikan.


Reses guna menyerap aspirasi dunia pendidikan di SMA 1 Lais-Rossa-palpres.com

Salah satunya persoalan SMAN 5 Sekayu atau dikenal sebagai SKO Sekayu, yang belum punya gedung sendiri.“Yang satu ini benar-benar extra ordinary emergency, sekolah khusus olahraga itu sudah tiga kali meluluskan alumni tapi belum punya gedung,” kata Toha.

Toha mengakui, secara administrasi SMA dan SMK memang tanggung jawab Pemerintah Provinsi Sumsel. Namun, menurut dia, Pemerintah Kabupaten Muba juga turut mengemban tanggung jawab secara moral.

“Jadi jangan skeptis, jangan masa bodoh, ini pembiaran namanya. Pemerintah kabupaten juga harus memberikan perhatian, perhatian itu yang konkret, riil, karena Muba itu kan salah satu kabupaten terkaya di Sumsel harusnya punya tanggung jawab yang maksimal terhadap pendidikan ini, sehingga nasib pendidikan tuh tidak seperti dilempar ke sana ke sini,” kata Toha.


Foto bersama guru serta siswa di SMA 3 Lumpatan-Rossa-palpres.com

Bertekad agar persoalan ini segera mendapat kepastian, Toha mengatakan, Dapil IX memberi skala prioritas untuk aspirasi pihak SKO Sekayu ini.

Masalah lain di dunia pendidikan yang juga disampaikan ke Dapil IX adalah masalah insentif guru di SMA dan SMK. Menurut Toha, masalah ini juga sudah bertahun-tahun tak selesai-selesai. “Ini juga jadi polemik berkepanjangan. Ini akan kita sampaikan juga ke pihak terkait, semoga didengar,” kata Toha.

Selain masalah bidang pendidikan, aspirasi lain yang disampaikan masyarakat Muba terkait infrastruktur jalan, terutama jalan lintas yang rusak. Warga berharap ada tindakan yang konkret, terukur, dan rasional, jangan hanya dilakukan pengupasan aspal yang akhirnya malah membentuk lubang namun kemudian lama tak dilanjutkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: palpres .com