Citraland
Honda

Libur Natal dan Tahun Baru, Pengunjung Objek Wisata Air Terjun Temam Melonjak

Libur Natal dan Tahun Baru, Pengunjung Objek Wisata Air Terjun Temam Melonjak

Air Terjun Temam merupakan daya tarik wisata alam yang biasa disebut dengan Niagaranya Indonesia yang air terjunnya bisa dilihat dari berbagai penjuru dengan ketinggian 12 meter yang dikelilingi oleh batu-batuan alam.-Foto: Alhadi Farid-palpres.com

LUBUKLINGGAU, PALPRES.COM- Berbagai upaya terus dilakukan PT Linggau Bisa guna menarik wisatawan untuk dapat berkunjung ke Objek Wisata Air Terjun Temam

Pasalnya dari dua tempat wisata, Air Terjun Temam inilah yang masih menghasilkan sementara, Objek Wisata Bukit Sulap masih sepi pengunjung dan minim penghasilan. 

Hal ini diungkapkan oleh Direktur PT Linggau Bisa, Eddy Syahputra kepada wartawan.

”Meskipun penghasilan dari Air Terjun Temam tidak begitu besar, tapi lumayanlah dibandingkan di Bukit Sulap. 

BACA JUGA: Lanjutan Jalan Tol Bengkulu-Lubuklinggau ini Masih Menunggu Proposal di Kementerian

Terutama di Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) saat ini. Dari 25 Desember kemarin pengunjung meningkat cukup tinggi, meskipun dibandingkan tahun lalu hampir sama. Sehari kunjungan sampai diangka 500 pengunjung,” ungkap Eddy. 

Upaya mereka untuk meramaikan pengunjung di Libur Nataru ini, dengan menghadirkan live music di dekat air terjun. 

”Alhamdulilah, pengunjung ramai. Perkiraan kita, kemungkinan tingginya jumlah pengunjung sampai 2 Januari mendatang. Sehingga periode Desember ini penghasilan kita bisa sampai diangka Rp 40 juta. Lumayan untuk simpanan gaji karyawan dua bulan kedepan,” jelasnya. 

Untuk bulan sebelumnya lanjut Eddy, penghasilan mereka paling tinggi diangka Rp20 juta. 

BACA JUGA:20 Provinsi Ini Berpotensi Hujan Sedang Hingga Sangat Lebat Saat Pergantian Malam Tahun Baru 2023

”Pengunjung saja sehari paling tinggi 100 orang, pemasukan paling Rp400 ribu hingga Rp500 ribu per minggu penghasilan paling tinggi Rp2 juta sampai Rp 4 juta. Uang itulah untuk gaji karyawan, perawatan dan Biaya operasional,” jelasnya.

Sementara untuk biaya operasional per bulan bisa mencapai Rp 10 juta. Biaya perawatan dan operasional lanjutnya, memang ditanggung mereka bukan dari pemerintah. 

”Perawatan ya dari penghasilan kita, gak ada dari pemerintah. Untungnya dari Air Terjun penghasilan kita masih bisa gaji karyawan dan untuk perawat sedikit-sedikit seperti beli cat dan membersihkan lokasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: palpres.com