SYEREM! Ada Kisah Mistis di Balik Terowongan Gunung Gajah Lahat
Tampak siluet warga setempat berada didalam Terowongan Gunung Gajah Lahat pada malam hari, Jumat 20 Januari 2023.-Dok Palpres-palpres.com
LAHAT, PALPRES.COM – Terowongan Kereta Api Terpanjang ke-10 se Indonesia, tak lepas dari pengembangan transporasi kereta apo oleh pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1911 di Pulau Sumatera.
Jalur kereta api di Bumi Sriwijaya, pertama kali dibangun pihak Belanda mulai dari Kertapati menuju Kota Prabumulih.
Dari Prabumulih, jalur kereta api dibangun menuju Muara Enim, terus ke Lahat, Tebing Tinggi dan berakhir di Lubuklinggau pada tahun 1933.
Pembangunan jalur kereta api tersebut dilakukan oleh Zuid-Sumatra Staatsspoorwegen (ZSS) atau Staatstramwegen op Zuid-Sumatra (SZS), adalah divisi dari Staatsspoorwegen yang mengoperasikan kereta api di Sumatra Selatan dan Lampung.
BACA JUGA:Wajib Tau! Pemilik Kartu KIS yang Namanya Ada Disini Bisa Dapat Bansos Rp750.000 Februari 2023
Perusahaan ini mengoperasikan jalur-jalur kereta api untuk mengangkut penumpang, hasil bumi, dan batu bara di wilayah Sumatra Selatan dan Lampung.
Pembangunan jalur kereta api dilakukan dengan menembus hutan, menyeberangi sungai, membelah bukit, dan juga menembus bukit dengan cara membuat terowongan.
Kenapa harus menembus bukit dengan terowongan?
Karena, pembuatan jalur terowongan menembus bukit dinilai lebih baik, daripada harus membuat jalur mendaki.
BACA JUGA:97 Juta Pemilik KIS dengan KK Berciri Ini Dapat Bansos Rp600.000, Simak Cara Daftarnya Disini!
Setelah selesainya jalur kereta api segmen Muara Enim-Lahat yang diresmikan pada tanggal 21 April 1924, maka Zuid-Sumatra Staatsspoorwegen (ZSS) melanjutkan pembangunannya sampai ke Lubuklinggau.
Hal ini sejalan dengan rencana pembangunan jalur kereta api Trans-Sumatra yang mempersatukan jalur kereta api Sumatra Barat, Sumatra Selatan, dan Sumatra Utara, yang telah dibangun.
Masterplan ini dibuat untuk menyongsong 50 tahun Staatsspoorwegen berkarya di Hindia Belanda.
Pembangunan jalur ini mempunyai beberapa kendala, salah satunya adalah medan jalur yang berbukit-bukit yang membuat insinyur Belanda menjadi kesulitan dalam menentukan trase yang cocok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: palpres.com