Cuaca Ekstrim, Begini Dampaknya Bagi Petani di Martapura
Sawah milik petani di Martapura mengalami kekeringan karena tidak pernah turun hujan belakangan ini-PALPRES.COM-
MARTAPURA, PALPRES.COM - Sawah tadah hujan di sejumlah wilayah di Martapura mengalami kekurangan air.
Petani khawatir kondisi tersebut berpengaruh pada tanaman, mengingat sekarang sudah berbulir.
Bahkan beberapa diantaranya siap panen dalam waktu satu atau dua pekan kedepan.
Agus, salah satu petani Desa Kota Baru Selatan, Kecamatan Martapura mengatakan, hujan sudah tidak turun sejak sepekan ini cuaca sangat panas hingga sekarang.
BACA JUGA:Lama Menanti, Syaparudin Akhirnya Resmi Jabat Inspektur Kabupaten OKI
Akibatnya, kondisi sawah mulai mengalami kekeringan, karena sebagian sawah sepenuhnya mengandalkan air dari hujan, namun ada juga daerah yang sudah memiliki sumur bor.
Kondisi tersebut membuat petani terpaksa harus mencari air sendiri melalui sumur bor dan dalam satu hari harus mengeluarkan biaya ratusan ribu rupiah.
Biaya dikeluarkan untuk sewa mesin diesel dan bahan bakar.
"Umur tanaman padi saya sekitar satu minggu, tapi kondisi sawah mulai kering kekurangan air, karena sudah lama tidak turun hujan, kalau ada hujan tidak merata saat ini musim tidak bisa diperkirakan," katanya, Jumat 12 Mei 2023.
BACA JUGA:SIAP-SIAP! 7 Bansos Bakal Cair Hingga Akhir Mei 2023, Catat Tanggalnya Ya
Perubahan cuaca yang sulit ditebak membuat petani sawah tadah hujan harus bekerja keras, sebab air sepenuhnya bergantung pada hujan.
Apabila tidak, maka terpaksa mencari sumber air sendiri dari sumur bor atau menyedot air dari aliran kali yang kecil.
"Tidak ada aliran irigasi disini, jadi air kami dapat melalui sumur bor atau kali kecil dari sungai Komering," cetusnya.
Perawatan ekstra terpaksa harus dilakukan petani agar hasil panen bisa maksimal, petani berharap nantinya harga jual juga tidak anjlok menginggat pada Juli ini akan terjadi panen raya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: