Bekali Pekebun Sawit Tingkatkan Produktivitas Lewat Pelatihan Pengembangan SDM
Pelatihan Program Pengembangan SDM Perkebunan Kelapa Sawit --
PALEMBANG,PALPRES.COM– Dalam rangka menyiapkan SDM perkebunan sawit rakyat yang kompeten dan terintegrasi tersebut, Pemerintah melalui BPDP-KS yang bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian serta PT LPP Agro Nusantara yang berkantor pusat di Yogyakarta menyelenggarakan Program Pengembangan Sumber Daya Manusia yang ditujukan bagi pekebun kelapa sawit, sebagai salah satu upaya BPDP-KS dalam membangun dan mempersiapkan SDM industri kelapa sawit, baik di sektor hulu dan maupun hilir di Pabrik Kelapa Sawit.
Program pengembangan SDM sawit yang dilaksanakan di Palembang adalah Pelatihan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) angkatan 2.
Kegiatan pelatihan ini melibatkan Dinas Perkebunan setempat baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten, dan diagendakan dibuka oleh Pejabat Dinas Perkebunan setempat.
Pelatihan diselenggarakan pada tanggal 12 – 17 Juni 2023 dan diikuti oleh 30 pekebun kelapa sawit dari Kabupaten Musi Banyuasin di Hotel Emilia Palembang.
BACA JUGA:Limbah Pabrik Sawit Cemari Sungai, Pihak Terkait Belum Ada Tindakan, Yuk Cek Faktanya
Narasumber dan pemateri dalam pelatihan ini adalah praktisi dan akademisi yang berkompeten di bidang kelapa sawit.
Spv operator PT LPP Agro Nusantara, Pugar Indriawan mengatakan, sawit memjadi komoditi yang luar biasa untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat terutama petani. Pasalnya, sawit menjadi komoditi yang memberikan kontribusi untuk APBN yang besar.
Apalagi, kata dia, perkebunan sawit adalah bidang padat karya. Dimana 50 perern melibatkan petani dan perkebunan rakyat. "Bayangkan jika ada 1 juta petani maka ada istri dan anak yang ikut sehingga banyak banyak lapangan pekerjaan dan industri turunan sehingga perkebunan sawit ini berkontribusi 1/5 dari perekonomian nasional," papar dia.
Dia mengatakan, perkebunan ini memberikan multiplayer efek. Hanya saja, produktifitas petani masih rendah dibandingkan perusahan. Petani itu kurang dari 20 persen atau hanya 15-16 persen saja. Bahkan kalah dengan petani dari Sumut mencapai 28-29 persen. "Makanya, peningkatan kapasitas jadi penting sehingga berdampak pada produktitas petani yang berujung pada kesejahteraan,"ungkapnya.
BACA JUGA:Perjuangkan Hak Petani Sawit, Ini yang Dilakukan Pemkab dan DPRD Muba
Kepala Dinas Perkebunan Sumsel, Agus Darwa mengatakan, pihaknya mengapresiasi kegiatan ini. Dimana melalui kegiatan ini para petani bisa melakukan penyegaran ilmu maupun teknologi sehingga dapat mewujudkan perkebunan berkelanjutan.
Apalagi, kata dia, perkebunan di Sumsel sangat luas mencapai 3,8 juta hectar. Khusus sawit mencapai 1,2 juta dan 261 ribu hectar kopi. "Ini harus dikelolah lebih lanjut agar jadi perkebunan jaya,"
Meski, diakuinya, menjalankan perkebunan ini banyak tantangan. Maka, upgrade ilmu untuk meningkatkan kapasitas petani jadi penting.
"Peningkatan produktitas petani jadi agenda penting untuk mendorong kesejateraan,"jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: