Citraland
Honda

Kisah Datu Nuraya, Pemilik Makam Terpanjang di Indonesia, Panjangnya Sampai 60 Meter!

Kisah Datu Nuraya, Pemilik Makam Terpanjang di Indonesia, Panjangnya Sampai 60 Meter!

Kisah Datu Nuraya, pemilik makam terpanjang di Indonesia, panjangnya sampai 60 meter!-YouTube/@ustaz muhammad tahfiz-

Dan untuk memandikannya juga diperlukan air yang sangat banyak.

Konon di tengah kebingungan para datu, tiba-tiba hujan turun dengan lebat dan ketika mereka mengangkat jenazah dengan mengerahkan tenaga penuh, ternyata tubuh orang besar itu sangat ringan, hanya seperti segumpal kapas. 

Serentak mereka berseru Subhanallah.

Sebelum mereka memandikan mayat itu, Datu Suban menemukan sebuah tas selempang dari dalam pakaiannya. 

Setelah membukanya ternyata terdapat sebuah kitab yang akhirnya terkenal dengan sebutan “Kitab Barencong”.

Para Datu mulai membagi tugas, membersihkan mayat adalah Datu Argih, Datu Niang Thalib, Datu Ganun, Datu Labai Duliman, Datu Ungku, sedangkan Datu Karipis bertugas mencari batu nisan dari batu alam. 

Sedang yang lain membuat lubang kubur di gunung Munggu Karikil dekat Munggu Tayuh.

Konon lubang yang digali tidak cukup untuk mengubur jenazah itu, terpaksa kakinya harus dilipat sehingga tubuhnya seperti huruf hamzah.

 

Pemberian Nama Nuraya

Pada hari ketujuh setelah meninggalnya raksasa itu, Datu Suban membuka kitab yang ditemukan pada jenazah tersebut di hadapan 13 muridnya sambil mengucap basmalah, ternyata berisi bermacam-macam khasiat ilmu dunia dan akhirat.

Akhirnya orang besar atau raksasa tersebut di beri nama “Nur Raya” karena dia datang pada hari raya dan wafat pada hari itu juga dan sesuai dengan badannya yang “raya” atau sangat besar.

Nuraya berarti pembawa cahaya yang sangat luas seperti raya, dengan panjang kuburnya kurang lebih 60 meter (dengan kaki dilipat, kalau tidak dilipat mungkin bisa sampai 100 meter) dan lebar kurang lebih enam meter.

Setelah para Datu meninggal, tidak ada yang mengetahui di mana letak makam Datu Nuraya. 

Namun beberapa tahun kemudian penduduk Munggu Tayuh, Tatakan, ketika malam hari sering melihat cahaya yang memancar dari tanah di sekitar Benteng Munggu Tayuh naik ke atas langit. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: