Citraland
Honda

Erdogan Setuju Swedia Gabung NATO, Ada Apa dengan Turki?

Erdogan Setuju Swedia Gabung NATO, Ada Apa dengan Turki?

Presiden Turki, Reccep Tayyip Erdogan dan Presiden Amerika Serikat Joe Biddin, disela-sela KTT NATO di Vilnius, Lithuania-IG@rterdogan-

ANKARA, PALPRES.COM - Turki kembali lagi membuat dunia internasional terkejut.

Kali ini Presiden Turki Reccep Tayyip Erdogan, secara mengejutkan telah mengizinkan Swedia untuk bergabung dengan NATO.

Padahal sebelumnya Turki sangat enggan menerima Swedia bergabung ke Pakta Pertahanan Atlantik Utara itu, dikarena kasus pembakaran Alquran yang dilakukan oleh warga negaranya.

Dalam pertemuan pada Rabu malam saat puncak KTT di Ibukota Lithuania, Vilnius, Turki secara mengejutkan telah meratifikasi tawaran NATO kepada Swedia untuk bergabung.

BACA JUGA:Masih Menyimpan Koin Kuno Rp100 Rumah Gadang, Tukar ke Sini Bisa Dapat Cuan Jutaan

Turki melakukan kesepakatan dengan Amerika Serikat untuk membeli pertahanan Jet F-16, dan ini akan dipergunakan untuk pertempuran Rusia dan Ukraina.

Puncaknya Turki juga membuka pembicaraan dengan Yunani, yang sebelumnya merupakan musuh yang sangat bersejarahnya.

Ini dipergunakan oleh Erdogan dalam menggalang dana asing, untuk memajukan ekonomi Turki yang ambruk dikarenakan ketegangan politik dalam negerinya.

Dalam hal ini ada 3 permainan geopolitik yang dimainkan oleh Presiden Erdogan dalam KTT NATO.

BACA JUGA:Menilik Keindahan Tanaman Hias Aglaonema Sumatra, Jadi Simbol Kebanggan Indonesia

1. Menerima Tawaran Swedia

Turki mengatakan mereka akan menyetujui ratifikasi dari tawaran NATO kepada Swedia, dan hal ini akan sangat terbuka bagi parlemen Strocholm yang dapat menerima langkah-langkah yang harus dilakukan untuk ratifikasi.

Hal ini dikarenakan Swedia menawarkan dukungan dan memperbarui bea cukai dengan Uni Eropa, dan memberlakukan bebas visa seluruh UE untuk warganya.

Swedia juga ditekan oleh Turki, untuk segara mengambil langkah tegas dalam menindaklanjuti kelompok yang dianggap sebagai teroris yaitu Partai Pekerja Kurdistan yang harus segera dilarang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: