Honda

8 Kesalahan Fatal Tentang Sejarah Palembang yang Masih Terjadi Hingga Saat Ini, Apa Saja ya?

8 Kesalahan Fatal Tentang Sejarah Palembang yang Masih Terjadi Hingga Saat Ini, Apa Saja ya?

Ternyata ada 8 kesalahan fatal tentang sejarah Palembang yang masih terjadi hingga saat ini, apa saja ya? --

Berdasarkan SK (Surat Keputusan) Walikota Palembang tahun 1972, Palembang didirikan pada 17 Juni 683. Lho kok?

 

3. Titik 0 Kilometer Kota Palembang

Banyak masyarakat Kota Palembang menganggap titik 0 kilometer itu ada di air mancur dekat Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) Jayo Wikramo. 

Padahal itu keliru.

Sesungguhnya titik 0 kilometer Kota Palembang ada di bawah menara Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) Jayo Wikramo.

 

4. Sejarah Pempek

Ini juga sebuah kesalahan fatal. 

Kebanyakan informasi sejarah menyebutkan, pempek berasal dari masyarakat Tionghoa. 

Padahal pempek sudah ada jauh sebelum masyarakat Tionghoa bermigrasi ke Palembang. 

Makanan khas Palembang ini sebetulnya sudah ada sejak zaman Kerajaan Sriwijaya. 

Bahannya dan nama awalnya ada di Prasasti Talang Tuo. 

Nama awal pempek adalah klesan yang artinya ditekan-tekan. 

Saat membuat pempek, adonan pempek ditekan-tekan untuk menciptakan pempek seperti yang kita kenal. 

Seperti pempek telur atau pempek lenjer.

 

5. Peresmian Jembatan Ampera

Sebuah kekeliruan fatal yang masih bertahan hingga saat ini adalah soal peresmian Jembatan Ampera.

Menurut informasi yang beredar, Jembatan Ampera diresmikan pada tanggal 30 September 1965 oleh Jendral Ahmad Yani beberapa jam sebelum beliau menghembuskan napas terakhir akibat peristiwa G30S/PKI. 

Itu adalah informasi yang salah. 

Yang benar, Jembatan Ampera diresmikan pada tanggal 10 November 1965 oleh Gubernur Sumatera Selatan saat itu, Brigadir Jendral TNI. (Purn) Abu Jazid Bustomi.

 

6. Jembatan Ampera Tidak Bisa Diangkat Lagi

Jembatan Ampera dulunya bisa diangkat bagian tengahnya untuk memberikan ruang bagi kapal besar yang berlayar di Sungai Musi.

Seiring perjalanan waktu, bagian tengah jembatan yang menjadi ikon Kota Palembang ini tidak lagi bisa terangkat. 

Banyak orangtua berspekulasi. 

Ada yang menyebutkan komponen besi usang, dikencing orang, hingga beberapa bagian pengangkat jembatan dicuri orang tak dikenal. 

Cara kerja pengangkatan bagian tengah Jembatan Ampera ini mirip dengan lift di gedung bertingkat. 

Karena butuh waktu 30 menit untuk mengangkat Jembatan Ampera, mengakibatkan kemacetan lalu lintas di Kota Palembang. 

Selain itu, pendangkalan Sungai Musi juga menyebabkan kapal besar tidak menggunakan Sungai Musi.

 

7. Sejarah Pulau Kemaro

Berdasarkan cerita rakyat, Pulau Kemaro berasal dari legenda atau dongeng saudagar Tionghoa Tan Bun Anh yang ingin melamar Siti Fatimah dengan membawa beberapa guci berisi barang dan emas. 

Tan Bun Anh dan Siti Fatimah tenggelam di Sungai Musi karena ingin menyelamatkan harta bendanya. 

Pulau Kemaro sebetulnya sudah ada sebelum Tan Bun Anh datang ke Palembang. 

Tempat ini sudah ada sejak jaman Kesultanan Palembang, bahkan jaman Kerajaan Sriwijaya. 

Di jaman Kerajaan Sriwijaya, Pulau Kemaro digunakan sebagai benteng pertahanan.

 

8. Nama Tempat di Palembang

Beberapa nama tempat di Palembang banyak disebutkan dengan pengucapan yang salah. 

Misalnya Kawah Tekurep. 

Banyak masyarakat menyebut Kawah Tengkurep. 

Asal muasalnya dari kawah atau wajan yang secara tidak sengaja tekurap. 

Ada tempat wisata sejarah Bukit Seguntang, banyak masyarakat menyebutnya Bukit Siguntang. 

Dahulu, Bukit Seguntang ini terlihat bukit yang mengapung dari kejauhan. *

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: