Honda

Asma binti Yazid, Shahabiyah yang Minta Pahala Setara Jihad, Begini Kisahnya!

Asma binti Yazid, Shahabiyah yang Minta Pahala Setara Jihad, Begini Kisahnya!

Asma binti Yazid, Shahabiyah yang Minta Pahala Setara Jihad, Begini Kisahnya!--sumber: Alif.ID

PALEMBANG PALPRES.COM - Nama Asma binti Yazid salah seorang shahabiyah nabi ini mungkin masih asing di kalangan umat muslim.

Kisah Asma binti Yazid ini justru menjadi cerminan kesetaraan gender. Rasulullah sebagai pemimpin umat Islam menghargai aspirasi Asma bin Yazid yang ingin minta pahala setara jihad.

Penasaran kan, bagaimana kisah Asma binti Yazid ini.

Sejak sebelum munculnya pemikiran feminisme pada abad ke-18 Masehi, tepatnya pada abad ke-7 Masehi, agama Islam telah menghargai kedudukan dan martabat perempuan dengan cara yang belum pernah terjadi dalam peradaban lain.

BACA JUGA:Kisah Kun Yahya, Shahabiyah Cerdas dan Ahli Ibadah. Ada Pesan Khusus Buat Wanita!

Hal menarik lainnya, dalam memuliakan derajat perempuan, Islam tak pernah sekalipun mengenyampingkan fitrah perempuan.

Berbeda dengan paham feminisme, upaya mereka dalam meningkatkan status gender justru menimbulkan tantangan baru bagi perempuan itu sendiri yang bisa mengaburkan fitrah alaminya dari identitas gendernya.

Ini terjadi karena tekanan dari gerakan feminisme yang menafsirkan keunggulan dengan standar yang tidak sesuai dengan kodrat alami perempuan.

Kebanyakan dari mereka menuntut agar pekerjaan yang biasanya dianggap khusus untuk pria juga bisa dilakukan oleh wanita, dan sebaliknya.

BACA JUGA:KISAH SAHABAT NABI: Arwa Binti Abdul Muthalib, Perempuan Tegas Pembela Nabi Muhammad SAW

Berbeda dengan para sahabat perempuan nabi atau yang biasa disebut shahabiyah, dengan kematangan berpikir mereka dan pemahaman yang mendalam mengenai agama Islam.

Mereka tidak menganggap laki-laki sebagai standar untuk mencapai keunggulan, sehingga mengharapkan kesetaraan dalam bidang pekerjaan.

Standar keunggulan bagi shahabiyah adalah menjadi mulia di hadapan Tuhan-Nya, yang akan membawa kehormatan baik di dunia maupun di akhirat.

Maka dari itu, sesuatu yang para shahabiyah tuntut untuk setara melainkan pahala, bukan pekerjaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: