Kisah Sahabat Nabi: Abdurrahman bin Auf, Ingin Menjadi Miskin Tapi Selalu Gagal?

PALEMBANG, PALPRES.COM — Dalam sejarah Islam, Abdurrahman bin Auf merupakan salah satu sahabat Nabi dengan kisah hidupnya mengandung banyak pelajaran inspiratif, terutama mengenai keinginannya untuk hidup dalam menjadi miskin.

Di tengah banyak orang yang selalu merasa kurang dan ingin memiliki segalanya, Abdurrahman bin Auf justru menginginkan hidup sebagai seseorang yang miskin.

Bagaimanakah sosok Abdurrahman bin Auf sebenarnya?

Sebelum masuk Islam, Abdurrahman bin Auf dikenal sebagai seorang pedagang yang sukses dan harta berlimpah.

BACA JUGA:4 Jurusan Kuliah Cocok Buat Penghobi Jalan-Jalan, Ada di Kampus TOP QS WUR 2024, Tertarik?

Namun, melalui dakwah Rasulullah SAW yang mendatangkan hidayah ke dalam hatinya.

Abdurrahman memutuskan memeluk agama Islam di masa awa kehidupan Rasulullah di Madinah.

Abdurrahman bin Auf memiliki sifat yang khas yaitu keinginannya untuk hidup dalam kesederhanaan.

Berkali-kali beliau berusaha memberikan seluruh kekayaannya kepada orang lain atau berinvestasi dalam amal kebajikan, tetapi upayanya selalu tidak berhasil.

BACA JUGA:3 PTN dengan Jurusan Matematika Terbaik versi QS WUR 2023, Coba Tebak Kampus Mana?

Namun, hal ini tidak mengurangi kebaikan dan kemurahan hatinya.Abdurrahman bin Auf dikenal sebagai salah satu sahabat yang sangat dermawan dan kerap membantu orang-orang yang membutuhkan, seperti kaum miskin, yatim piatu, maupun pengungsi perang.

Beliau juga memiliki kebaikan hati serta selalu menjaga sikap rendah hati dan tawadhu'.

Dilansir dari laman Kementerian Agama (Kemenag), dam Kitab Rijal Haula Al Rasul karya Kholid Muhammad Kholid, dijelaskan bahwa Abdurrahman bin Auf pernah membeli sejumlah besar dagangan dari kota Syam dan mengangkutnya ke Madinah.

Siti Aisyah Ra menceritakan bahwa Abdurrahman bin Auf sering membawa pulang sebanyak 700 kontainer dagangan seperti barisan pawai yang tak berhenti.

BACA JUGA:10 Jurusan Kuliah dengan Biaya Paling Murah di PTN Terbaik QS WUR 2024, Jurusanmu Termasuk?

Oleh karena hartanya yang terlampau banyak, Rasulullah SAW pernah menyindirnya dengan mengatakan bahwa Abdurrahman bin Auf akan masuk surga dengan merangkak.

Tentu Abdurrahman bin Auf menjadi sering menangis karena teringat sabda Rasulullah SAW tersebut.

Seringkali, beliau berdoa dengan permohonan, “Buatlah aku hidup dalam kesederhanaan! Aku ingin menjadi seperti Masab bin Umair atau Hamzah, yang hanya meninggalkan sepotong kain saat meninggal dunia.

Seperti Masab bin Umair, ketika jasadnya dibungkus kafan, kakinya tertutup namun kepalanya terbuka.

BACA JUGA:Jurusan Hubungan Internasional Terbaik di Kampus TOP QS WUR 2024, Anak IPS Merapat!

Dan saat ditarik ke atas, kepalanya tertutup tapi kakinya terbuka. Ya Allah,” ucapnya dengan rintihan hati yang penuh harapan.

Dengan takdir hidup yang sudah terlanjur menjadi orang kaya, Abdurrahman kerap berkonsultasi kepada Rasulullah SAW agar masuk surga minimal dengan berjalan kaki dan tidak merangkak.

Lantas, Rasulullah SAW menjawab, “Banyaklah sedekah, niscaya kakimu akan ringan memasuki surga!”

Dalam catatan sejarah, Abdurrahman bin Auf berwasiat membagi hartanya menjadi 3 bagian.

BACA JUGA:7 Jurusan Kuliah yang Banyak Diincar Kementerian Keuangan, Ada di Kampus QS WUR 2024!

Ketiga bagian tersebut meliputi 1/3 dibagikan untuk membantu sahabatnya berusaha, 1/3 digunakan untuk membayar utang-utangnya, dan 1/3 lagi dibagikan kepada fakir miskin.

Upaya itu dilakukan demi meringankan langkahnya menuju surga.

Meskipun tujuan menjadi miskinnya tidak tercapai, Abdurrahman tetap menginspirasi kita melalui kebaikan hati, keikhlasan, dan sedekah yang tak pernah putus.

Banyak pelajaran berharga yang menjadi hikmah dalam kosah hidupnya terutama tentang niat yang tulus, sikap dermawan, kesabaran, dan tawadhu'.

BACA JUGA:4 Jurusan Soshum Tersulit Beserta Kampus Terbaik versi QS WUR 2023, Ada Jurusanmu di Sini?

Semoga kita dapat menjadikan cerita sahabat Abdurrahman bin Auf sebagai teladan dan inspirasi untuk meyakini diri bahwa akhir kehidupan sebenarnya bukanlah di dunia.*

Sumber: