Honda

Selalu Dilombakan saat HUT RI, Ternyata Ini Sejarah Perahu Bidar

Selalu Dilombakan saat HUT RI, Ternyata Ini Sejarah Perahu Bidar

Ilustrasi Perlombaan Perahu Bidar di Sungai Musi-Dok Palpres-palpres.com

JAKARTA, PALPRES.COM - Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) yang diperingati setiap tanggal 17 Agustus, dirayakan seluruh daerah di Indonesia. 

Masing-masing daerah menampilkan lomba yang memunculkan kekhasan masing-masing. 

Salah satunya adalah perlombaan Perahu Bidar di Kota Palembang

Perlombaan balap perahu berkelompok di Sungai Musi ini tidak hanya hadir saat momen 17-an, tapi juga saat ulang tahun Kota Palembang yang diperingati setiap tanggal 17 Juni. 

BACA JUGA:ALHAMDULILLAH! Status Bansos PKH dan BPNT Sudah Perintah Salurkan, Tinggal Masuk Rekening

Ternyata perahu Bidar mempunyai sejarah yang cukup panjang.

Dikutip dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, dahulu Perahu Bidar dipergunakan untuk menjaga keamanan di  sepanjang Sungai Musi, pada masa Kesultanan Palembang Darussalam. 

Dalam menjaga keamanan tersebut, dibentuk patroli sungai dengan menggunakan perahu. 

Ketika sedang berpatroli, maka perahunya disebut Pancalang, karena berasal dari pancal dan lang/ilang. 

BACA JUGA:5 Nama Kota Paling Unik di Dunia, Ada Kota dari Indonesia, Kota Apa ya?

Pancal berarti lepas, landas dan lang/ilang berarti menghilang. 

Dengan demikian Pancalang berarti perahu yang cepat menghilang. 

Perahu ini dikayuh 8 hingga 30 orang. 

Namun ada juga yang bermuatan hingga 50 orang. 

BACA JUGA:4 Jurusan Kuliah yang Miliki Gaji Tinggi, Dapat Ditemukan di Kampus TOP QS WUR 2024, Minat?

Perahu tersebut memiliki panjang 10 hingga 20 meter, dan lebar  mulai dari 1,5 meter sampai 3 meter.

Pancalang juga dipergunakan untuk alat angkutan transportasi sungai. Raja-raja dan pangeran sering menggunakan Pancalang untuk plesiran. 

Selain sebagai perahu penumpang, Pancalang juga dijadikan sarana untuk berdagang di sungai. 

Atapnya berbentuk kajang, kemudinya berbentuk dayung dan digayung dengan galah atau bambu. 

BACA JUGA:Klaim Sekarang Bonus Daftar di Aplikasi Penghasil Uang, Saldo DANA Gratis Langsung Cair Rp1 Juta ke Dompetmu

Para ahli sejarah mengatakan bahwa perahu Pancalang inilah merupakan asal lahirnya Perahu Bidar. 

Sejak zaman Kesultanan Palembang Darussalam, Perahu Bidar selalu dilombakan hingga sekarang. 

Hal itu dilakukan untuk melestarikan Perahu Bidar yang merupakan  bagian budaya masyarakat Palembang yang punya nilai sejarah. 

Dahulu lomba ini sering disebut dengan sebutan kenceran. 

BACA JUGA:Jarang Diketahui, 5 Fakta Menarik Orang Kelahiran Bulan Agustus, Orangnya Penyabar Lho!

Perlombaaan Perahu Bidar ini ada dua jenis yang dikenal saat ini. 

Pertama, Perahu Bidar Berprestasi, yang memiliki panjang 12,70 meter, tinggi 60 cm dan lebar 1,2 meter. 

Jumlah pendayung 24 orang, terdiri dari 22 pendayung,1 juragan serta 1 tukang timba air. 

Jenis kedua Perahu Bidar Tradisional, yang memiliki panjang 29 meter, tinggi 80 cm serta lebar 1,5 meter. 

BACA JUGA:Cara Transfer dari DANA ke OVO dan Sebaliknya Dengan Mudah, Dijamin Anti Gagal!

Jumlah pendayung 57 orang, terdiri dari 55 pendayung, 1 juragan perahu serta 1 tukang timba air.

Setiap kali diperlombakan, \ sangat menarik perhatian masyarakat sekitar dan juga para wisatawan yang datang ke Palembang. 

Agar terus berkembang, akan lebih baik Perahu Bidar tidak hanya diperlombakan di HUT RI dan ulang tahun Kota Palembang saja.

Tapi juga dapat diperlombakan berbagai momen atau dikompetisikan setiap bulan atau tiga bulan sekali. 

BACA JUGA:Berusia Ribuan Tahun, Kota Tembok Kuno Ini Masih Bertahan Hingga Kini

Bila dikemas dengan sedemikian rupa, maka dapat menjadi daya tarik wisata dan peningkatkan perekonomian masyarakat. *

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: