Kampung Unik di Banyumas, Warga Hidup Berdampingan dengan Ratusan Monyet Liar
Kampung unik di Banyumas, warga hidup berdampingan dengan ratusan monyet liar.-Instagram/@ke_vin.real-
Berdasarkan penuturan wanita lain, para monyet ini berperilaku destruktif saat musim kemarau tiba atau ketika mereka sedang kelaparan.
“Satu minggu sekali pasti ada yang kasih makan, seperti jagung, kacang, singkong, atau pisang,” lanjut wanita tersebut.
Masjid Bersejarah
Selain keunikan dari kawanan monyet yang tinggal berdampingan dengan masyarakat sekitar, saat berkunjung ke desa ini kamu akan menemukan sebuah masjid kuno.
Masjid ini bernama Masjid Jami' Baitussalam, atau yang lebih dikenal sebagai Masjid Saka Tunggal.
Disebut dengan Masjid Saka Tunggal dikarenakan tiang penyangga atap masjidnya hanya ada satu tiang atau tunggal.
Kiai Mustholih atau yang lebih akrab disapa Mbah Tholih merupakan salah satu tokoh penyebar agama Islam yang ada di Desa Cikakak. Ia juga pendiri dari Masjid Saka yang ada di desa tersebut.
Para peziarah yang pernah datang ke kawasan ini pasti sudah tidak heran juga dengan keberadaan monyet-monyet liar ini.
Kawanan monyet akan menyambut kedatang peziarah ini.
Masyarakat sekitar percaya, bahwa monyet-monyet ini bukanlah monyet biasa.
Menurut cerita rakyat masyarakat Desa Cikakak, konon para monyet ini adalah jelmaan para santri Kiai Mustholih yang kerap lalai melakukan Sholat Jumat dan ribut yang mengganggu orang-orang saat beribadah.
Kiai Mustholih pun kesal dan marah, ia menghardik para santri yang telah kelewat batas dengan mengatakan perilaku mereka tidak jauh berbeda dengan monyet yang nakal dan susah diatur.
Alhasil, para santri nakal yang terkena kutukan itu seketika berubah jadi monyet.
Kisah legenda itupun secara turun temurun tetap lestari di kalangan warga Desa Cikakak sampai sekarang. *
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: