Desa di Indonesia Ini Punya Mayoritas Penduduk Tunanetra dan Tunawicara, Ada yang Bisa Tebak?

BACA JUGA:5 Objek Wisata Malam Terpopuler di Palembang, Viewnya Mahal Tempatnya Anak Muda Palembang Nongkrong!

Meskipun memiliki tantangan dalam komunikasi verbal, penduduk Desa Bengkala telah mengembangkan sistem komunikasi yang efektif.

Salah satunya adalah 'Kata Kolok' atau bahasa isyarat lokal yang digunakan oleh mereka untuk berkomunikasi satu sama lain.

Selain itu, Desa Bengkala juga terkenal dengan tariannya yang khas, dikenal sebagai 'Janger Kolok'. 

Tarian ini bukan hanya tarian biasa, melainkan sebuah ekspresi budaya, yang menggambarkan kehidupan dan semangat penduduk kolok. 

BACA JUGA:Bansos PKH 2023 Cair, 10 Juta Masyarakat Miskin Terima Bantuan Senilai Rp750.000, Cek Nama Anda di Sini

Janger Kolok melibatkan para kolok dan non-kolok, yang berkolaborasi dalam gerakan yang memukau. 

Dan memperlihatkan bagaimana masyarakat Desa Bengkala menghargai perbedaan dan merayakan keunikan mereka.

Bukan hanya itu, untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat kolok, Desa Bengkala telah meluncurkan program inovatif yang disebut 'Smart Kolok'.

Program ini berfokus pada pengembangan pusat edukasi, ekonomi, dan sosial masyarakat disabilitas tunanetra dan tunawicara berbasis aplikasi mobile. 

BACA JUGA:Berjarak 95 Km dari Denpasar, 3 Daerah Terjauh di Provinsi Bali, Nomor 1 Bukan Buleleng, Tapi?

Tujuannya adalah memberikan kesempatan yang sama bagi masyarakat kolok untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi dan sosial.

Dengan bantuan teknologi, masyarakat kolok dapat menjalani kehidupan yang lebih mandiri dan produktif. 

Program ini merupakan langkah maju yang menggabungkan tradisi, dengan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk Desa Bengkala.

Selain memiliki populasi unik yang disabilitas, Desa Bengkala juga dikenal karena kehangatan dan budaya masyarakatnya. 

Sumber: