Inilah Perkutut Peliharaan Para Raja Jawa, Kenali Ciri-cirinya, Jangan Ragu Pelihara!

 

2. Perkutut Lurah

Ciri khas burung ini adalah bulu putih di bagian dada, sedangkan bulu lainnya bergaris-garis seperti sisik ular.

Burung ini dihormati oleh jenis perkutut lainnya.

Mbah Yadi menjelaskan, pemelihara perkutut itu memiliki wibawa yang tinggi.

Selain itu, yoni yang dikeluarkan burung ini juga berukuran cukup besar sehingga dipercaya dapat membawa makanan bagi pemiliknya.

Energi positif yang dimiliki juga bisa menghalau energi negatif ke rumah.

Istilah "Lurah" disematkan pada nama perkutut ini lantaran cara hidupnya yang dinilai unik, layaknya seorang pejabat.

Burung ini tidak pernah mencari makan di tanah, melainkan menunggu dibawakan makanan oleh burung lain dan disuapi dari sanalah.

Ia terlihat begitu berwibawa dan membawahi beberapa burung lainnya.

Menurut mitos yang berkembang, perkutut Lurah membawa keberuntungan dan rezeki bagi pemiliknya.

Bahkan menurut mitos, burung ini akan membawa rezeki yang melimpah bagi sang pemilik. 

Meskipun demikian, mitos ini tentu saja tidak memiliki dasar ilmiah.

Pada zaman kerajaan Majapahit, hanya kalangan ningrat atau kalangan bangsawan saja yang memelihara burung perkutut Lurah.

Burung ini dianggap sebagai kelengkapan bagi seorang laki-laki, karena laki-laki pada zaman dahulu memiliki 5 kelengkapan, yaitu Wisma (rumah), Garwo (istri), Curigo (keris), Turonggo (kuda), dan Kukilo (perkutut).

Sumber: