Honda

Hewan Ini Memiliki 240 Ribu Spesies, Berikut Penyebab Siput dan Keong Berjalan Lambat

Hewan Ini Memiliki 240 Ribu Spesies, Berikut Penyebab Siput dan Keong Berjalan Lambat

Siput dan keong berjalan lambat--

LUBUKLINGGAU, PALPRES.COM- Pada konten berikut ini kita akan membahas kenapa siput dan keong berjalan lambat, yuk simak ulasannya.

Siput merupakan salah satu hewan kecil yang licin dengan cangkang yang ada di punggungnya. 

Hewan kecil ini biasanya banyak ditemukan di air, baik di lautan, sungai dan bahkan ada di darat seperti di hutan padang rumput dan kebun.

Ketika berada di pekarangan, kamu juga bisa menemukan keong yang bergerak lambat dan masih berkerabat dengan siput.

BACA JUGA:Tahukah Anda Lebah Berkomunikasi dengan Menari, yuk Simak Ulasannya

Keong terlihat seperti siput, tapi yang membedakannya adalah keong tidak memiliki cangkang.

Tahukah kamu bila dihitung secara keseluruhan diperkirakan ada sebanyak 240 ribu spesies siput dan keong yang hidup di dunia. 

Tetapi di benua mana saja mereka berada atau di samudera manapun, kesamaan yang mereka miliki yaitu bergerak dengan lambat.

Siput dan keong merupakan anggota kelompok besar yang dikenal sebagai moluska yang mencakup kerang, tiram, cumi-cumi dan gurita. 

BACA JUGA:Inilah 5 Masjid Tertua di Indonesia, Ada yang Berusia 735 Tahun dan Arsitekturnya Unik

Nah di dalam hewan yang sering disebut moluska ini, terdapat sekelompok hewan kecil yang disebut dengan gastropoda termasuk siput dan keong. 

Karena siput dan keong yang bisa hidup di tempat beragam gastropoda yang berbeda pun berevolusi untuk mengonsumsi berbagai jenis makanan. 

Beberapa jenis hewan adalah hernivora yang memakan tumbuhan hidup, ketika beberapa hewan terbang melompat atau merayap siput dan keong bergerak dengan kaki. 

Namun kaki siput dan keong tidak seperti kaki manusia, sebab kaki hewan ini merupakan sekelompok otot yang membentang di sepanjang bagian bawah tubuh mereka dan ditutupi oleh lendir yang lengket. 

BACA JUGA:Astronot Mengakuinya, 4 Bangunan Buatan Manusia Ini Terlihat dari Luar Angkasa, Tembok Besar Cina Termasuk?

Saat berkontraksi otot tersebut akan berdenyut mengirimkan gelombang kecil dari ekor hewan ke kepalanya. 

Gelombang ini menempatkan lendir di bagian bawah kaki menjadi cairan licin sehingga siput dan keong bisa meluncur di atas tanah. 

Hal inilah yang menjadi cara unik siput dan keong bergerak lambat karena kecepatannya dibatasi oleh kontraksi kaki dan jumlah lendir yang dihasilkan. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: