Pendidikan Vokasi Harus Selaras dengan Pembangunan Ekonomi, Ini Tujuannya
Pendidikan vokasi memberi bekal para siswa fleksibel untuk mengantisipasi perkembangan zaman-Kemendikbudristek-
JAKARTA, PALPRES.COM - Indonesia berpotensi menjadi negara maju dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
Salah satu yang perlu disiapkan yakni mengoptimalkan sumber daya manusia, dengan meningkatkan kemampuan dan produktivitasnya di dunia kerja.
Dirjen Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek, Uuf Brajawidagda dalam keterangan persnya belum lama ini, menjelaskan Pendidikan Vokasi diharapkan jadi tumpuan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi tinggi yang mendorong lebih banyak penciptaan lapangan pekerjaan.
Menurut Uuf, pendidikan vokasi perlu selalu relevan dengan pembangunan ekonomi, baik sektoral semisal ada politeknik manufaktur atau kesehatan.
BACA JUGA:18,8 Juta Pemilik KK Bakal Dapat BLT El Nino Langsung 2 Bulan, Cek Tanggal Pencairannya!
“Pendidikan vokasi stay relevan, kita beri bekal para siswa fleksibel untuk mengantisipasi perkembangan zaman.
Pendidikan vokasi di Indonesia saat ini mencakup sekitar 14.000 SMK, 2.000 program studi vokasi, dan 273 Politeknik dan Akademi Komunitas, 17.000 lembaga pelatihan dan kursus.
Kehadiran lembaga vokasi ini, kata Uuf, dapat dikaitkan dengan agenda pembangunan ekonomi, sehingga stay relevan dengan agenda ekonomi nasional dan daerah.
Perlu diketahui tiga tahun terakhir Kemendikbudrsitek mencoba membuka sekat-sekat pendidikan voaksi.
BACA JUGA:BLT El Nino Akan Cair di Tanggal Ini di Kantor Pos, 18,8 Juta KPM Terima Bantuan Rp400 Ribu
“Lembaga kursus dan pelatihan memiliki program PKK dan PKW, di level SMK ada SMK Pusat Keunggulan dan pemadanan dukungan, hingga di peguruan tinggi vokasi ada matching fund," tambahnya.
Ada juga program lain dengan membuat ekosistem kemitraan di daerah. Jadi, Mitras DUDI mendorong pemanfataan sekat-sekat yang makin terbuka di satuan pendidikan untuk menjadi kemitraan di daerah guna menggali potensi di daerah sehingga bisa berkontibusi di daerah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: kemendibudristek