Honda

Penjual dan Pengrajin di Lubuklinggau Berharap Pamor Batu Akik Kembali Hidup di Indonesia

Penjual dan Pengrajin di Lubuklinggau Berharap Pamor Batu Akik Kembali Hidup di Indonesia

Pengrajin di Kota Lubuklinggau berharap pamor batu akik kembali hidup--

LUBUKLINGGAU, PALPRES.COM- Fenomena batu akik diwilayah Kota LUBUKLINGGAU, Provinsi Sumatera Selatan dan sekitarnya mulai benar-benar redup.

Kenyataan ini dapat dilihat dari minimnya penjual, pengrajin dan pengasah bahan batu akik disepanjang jalan lintas yang menghubungkan Kota Lubuklinggau-Provinsi Jambi dan Kota Lubuklinggau-Provinsi Bengkulu, khususnya dipinggiran ruas Jalan Ahmad Yani serta Garuda.

Sekitar tahun 2016, biasanya puluhan penjual bahan batu akik berasal dari wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) berjejer menjajakan barang dagangannya disepanjang Jalan Ahmad Yani.

Persisnya dekat lampu merah simpang Kenanga II, Kecamatan Lubuklinggau Utara I, kemudian disepanjang trotoar depan Taman Kurma, kompleks Masjid Agung Assalam, Kecamatan Lubuklinggau Barat I.

BACA JUGA:Khasiat Batu Akik Sulaiman Madu Menambah Rasa Percaya Diri Dihadapan Kekasih

BACA JUGA:Pancarkan Cahaya yang Memikat, Batu Akik Asal Aceh Ini Jadi Incaran Para Kolektor Permata

Menurut penuturan Man (41), salah seorang penjual batu akik di lampu merah Simpang Kenanga II mengungkapkan, dia dan teman-temannya sudah lama berhenti menjual batu akik karena sepi pembeli. 

Sebagian besar diantara mereka mulai mencari pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari rumah tangganya.

"Pembeli batu sepi, ya lebih baik ngojek atau kerja bangunan," ujarnya.

Dia sudah mencoba berbagai macam cara untuk menjual bahan batu akik sisa miliknya, mulai dari menjual secara borongan sampai pergi ke daerah-daerah lainnya, tapi hasilnya tidak kunjung memuaskan.

BACA JUGA:Batu Akik Combong Putih, Warnanya Biasa Saja, tapi Khasiatnya Menggetarkan Dunia

BACA JUGA:JANGAN NGAKU SAYANG ISTRI, Kalau Belum Menghadiahkan 14 Jenis Batu Akik dan Permata Ini 

"Saya sudah ke Curup, Bengkulu dan Empat Lawang tapi minim yang beli bahan batu akik, mungkin karena musim batu akik sudah surut, ya mungkin karena orang sudah bosan atau malas dengan batu akik," katanya.

Senada dikatakan Deden (23), penjual bahan batu aki di depan Taman Kurma, Kompleks Masjid Agung Assalam, Kota Lubuklinggau menuturkan, saat musim batu akik masih booming hampir disepanjang Jalan Garuda, mulai dari depan Mapolres Kota Lubuklinggau sampai Masjid Agung Assalam berjejer puluhan penjual bahan batu akik, aksesoris batu akik dan pengasah batu akik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: