Honda

Apa Bedanya Work Smart dan Work Hard? Ini Kata James Gwee

Apa Bedanya Work Smart dan Work Hard? Ini Kata James Gwee

James Gwee, entrepreneur-YT/kasihsolusi-

JAKARTA, PALPRES.COM -  Bila anda dikasih pilihan, work hard (kerja keras) atau work smart (kerja pintar)?  

Bila diberi pilihan tersebut, maka sebagian orang akan memilih work hard dan ada juga yang memilih work smart dengan alasan masing-masing. 

Pakar marketing yang juga trainer, James Gwee melalui James Gwee Official di YouTube punya jawaban terkait hal itu. 

James Gwee lebih memilih work smart terlebih dahulu, baru kemudian work hard.

BACA JUGA:Cek Jadwal Pencairan BLT El Nino, Uang Tambahan Rp400.000 Cair Bulan Ini

BACA JUGA:2 BLT dan 3 Bansos Kemensos Cair Desember Ini, Pemilik KK Dapat Dana Mulai dari Rp200.000

Apa yang dimaksud dengan work smart? 

Work smart adalah kita bekerja dengan effort atau usaha yang lebih sedikit, tenaga juga lebih sedikit, tapi hasilnya lebih besar. 

Meski pekerjaan kita berbeda-beda, namun apapun pekerjaan kita, bahkan relationship atau hubungan kita dengan sekitar kita, bisa work smart.

Dalam work smart, ada satu prinsip yang disebut “Hukum Pareto” yang membantu kita benar-benar work smart. 

BACA JUGA:Batu Akik Istimewa yang Memikat Dunia Pecinta Batu Permata, Tuahnya Bisa Membangkikan Rasa Kasih Sayang

BACA JUGA:Katalog Promo Gantung Alfamart Dapatkan Minyak goreng ALFAMART pouch 2L Pakai Ovo Rp30.200

Hukum pareto terkadang disebut hukum “80:20”. 

Nama “Pareto” merupakan nama dari seorang ahli matematika Italia. 

Dia adalah orang pertama yang usulkan konsep tersebut. 

Dalam Hukum Pareto ada action atau tindakan yang kita lakukan dan ada hasil yang kita dapatkan. 

BACA JUGA:Masyarakat Miskin Tersenyum Bahagia, Awal Desember Menerima Bantuan Dobel dari Kemensos, Ini Nominalnya

BACA JUGA:Alhamdulillah, 2 Bansos Kemensos dan 1 BLT Dapat Diambil Penerima Mulai Hari Ini via Kantor Pos

Hukum Pareto mengajarkan pada kita bahwa 20% apa yang kita lakukan atau action inti yang harus kita kerjakan. 

Dari action 20% itu membawa hasil yang mencapai 80%. 

Contoh sebuah bank. 

Bank tersebut mempunyai banyak produk seperti tabungan, ATM, Kartu  kredit, deposito, dll. 

BACA JUGA:10 Rekomendasi Wisata Curug di Bogor, Cocok Jadi Tempat Liburan Nataru Bareng Orang Tercinta

BACA JUGA:7 Rekomendasi Barbershop Berkualitas di Palembang, Bikin Penampilan Ganteng Maksimal, Harga Mulai Rp35 Ribu

Tapi bukan setiap produk, kontribusi terhadap omset, sama. 

Setiap bank ada produk ada produk inti atau produk unggulan seperti tabungan dan kartu kredit. 

Sedangkan yang lain merupakan produk pelengkap.  

Produk unggulan ini kontribusinya mencapai 80% dari omset bank tersebut. 

BACA JUGA:Ramalan 12 Shio di Bulan Desember 2023, Siapakah yang Akan Mendapatkan Peluang dan Tantangan?

BACA JUGA:ALHAMDULILLAH, 4 Bansos Tunai dan Pangan Masih Dicairkan oleh Pemerintah Tahun 2024, Ini Daftarnya

Sehingga bila bank itu waktu dan budget atau anggaran terbatas, bank harus memastikan bahwa produk intinya tetap lebih unggul di pasar, sehingga tetap bisa mendapatkan 80% omset. 

Tapi kalau produk intinya kalau kalah bersaing, bisa jadiu omset 80% jadi hilang. 

Maka dari itu, tiap bank tahu produk intinya apa dan mereka habis-habisan lindungi produknya dengan bunga yang lebih menari, fasilitas yang lebih bagus, dan promo gila-gilan terhadap produk inti tersebut. 

Hal itu dilakukan, karena produk inti mempunyai kontribusi terhadap omset mencapai 80%.

BACA JUGA:5 Tempat Wisata Malam Populer di Bandung, Banyak Spot Foto Menarik, Cocok Dikunjungi Ketika Malam Tahun Baru!

BACA JUGA:Alternatif Selain Emas, Pakai Aja Titanium Kilaunya Gak Kalah Menarik

Kita punya banyak pekerjaan yang bermacam-macam, tapi bukan semua pekerjaan berdampak pada hasilnya. 

Jadi kita harus pintar dalam menganalisis, dari sekian banyak pekerjaan kita, apa saja pekerjaan tersebut yang merupakan tugas inti kita. 

Kalau kita melakukan tugas inti dengan amat sangat baik, maka hasilnya sudah 80%. 

Tugas lain kita kerjakan juga, tapi tetap lebih fokus pada tugas inti. 

BACA JUGA:Jangan Lupa! Ini 5 Keutamaan Membaca Surat Al Kahfi di Hari Jumat, Salah Satunya Terhindar dari Fitnah Dajjal

BACA JUGA:Jangan Lupa! Ini 5 Keutamaan Membaca Surat Al Kahfi di Hari Jumat, Salah Satunya Terhindar dari Fitnah Dajjal

Kalau kita melakukan bisnis, maka kita harus memilih beberapa bisnis yang kita lakukan dengan maksimal.

Setelah kita pilih dan kemudian kita lakukan dengan kerja keras dengan maksimal, maka kita akan mendapatkan keuntungan yang besar. 

Jadi work smart adalah ketika kita memilih pareto atau inti kegiatan kita, maka kita work hard terhadap pareto kegiatan kita, maka kita akan mendapatkan hasil yang maksimal.

Work hard tetap dilakukan, tapi jangan semua kegiatan, karena hasilnya mubazir. 

BACA JUGA:Menikmati Gaya Hidup Jakarta, Ini 5 Cafe Instagramable dengan Nuansa Unik yang Wajib Dikunjungi!

BACA JUGA:5 Kampus Swasta dengan Jurusan Teknik Terbaik di Indonesia, Ada Binus Hingga Kampus Islam, Tertarik Daftar?

Pilih dulu tugas intinya, baru work hard pada tugas inti tersebut. Prinsipnya adalah Pareto 80:20. 

Tapi setiap bisnis berbeda-beda. 

Namun yang penting kita sudah tahu tugas inti kita, itu kita melakukan work smart. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: