7 Komoditas yang Diwaspadai Mengalami Kenaikan Harga di Ramadan dan Jelang Lebaran di Sumsel
Kepala Kanwil BI Sumsel, Ricky P Gozali memaparkan perkembangan inflasi di Sumsel dalam HLM TPID di Hotel Aryaduta Palembang, Rabu 20 Maret 2024-instagram/@pemprov_sumateraselatan-
PALPRES.COM- Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan, Ricky P Gozali memaparkan, ada 7 komoditas yang diwaspadai mengalami kenaikan harga di Ramadan dan jelang lebaran 2024 ini di Sumsel.
Hal itu disampaikan Ricky P Gozali dalam High Level Meeting dan Capacity Building Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Se-Sumatera Selatan Tahun 2024 dalam rangka Bulan Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1445 H yang digelar di Ballroom Hotel Aryaduta Palembang, Rabu 20 Maret 2024
Ricky mengungkapkan, capaian inflasi Provinsi Sumatera Selatan pada Februari 2024 yang tercatat terendah kedua se-Sumatera, sebesar 0,01% (mtm).
“Namun demikian, kita perlu mewaspadai lonjakkan inflasi pada bulan puasa dan Idul Fitri,”ungkap Ricky dalam paparannya.
Secara rata-rata, inflasi pada bulan puasa dan Idul Fitri pada saat sebelum pandemi sebesar 0,54% (mtm).
Apabila dilihat berdasarkan trennya, kelompok inflasi administered price dan volatile food menjadi kelompok yang sering menyumbang inflasi pada bulan puasa dan Idul Fitri, diantaranya Angkutan Udara, Daging Ayam Ras, dan Telur Ayam Ras.
“Dari 8 komoditas pangan yang kami amati, kami mencermati terdapat 7 komoditas yang perlu diwaspadai terus mengalami kenaikan harga,”jelasnya.
Adapun 7 komoditas yang dimaksud adalah:
Beras, yang berisiko terus berlanjut naik karena adanya kenaikan permintaan dari provinsi lain, meskipun mengalami kenaikan produksi pada Maret 2024,
Minyak Goreng, utamanya minyak curah dan Minyakita, dikarenakan menurunnya realisasi distribusi DMO.
Daging Ayam dan Telur Ayam, dikarenakan masih tingginya harga pakan dan adanya beberapa daerah yang perlu dilakukan percepatan penyaluran SPHP.
Aneka Cabai dan Bawang Merah, dikarenakan penurunan pasokan, seiring dengan cuaca ekstrim dan tingginya permintaan. Kenaikan harga diperkirakan berlanjut seiring dengan mundurnya awal musim kemarau sesuai prediksi BMKG.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: