3 Makna Filosofis yang Terdapat Pada Rumah Limas Palembang yang Mungkin Kamu Belum tahu, Apa saja?
Rumah limas adalah saksi dari uniknya Palembang yang bikin wong kito bangga--Instagram @palembangbedebis.id
Rumah Limas merupakan salah satu koleksi masterpiece yang dimiliki Museum Negeri Sumatera Selatan sejak tahun 1985.
Dalam buku yang sama disebutkan bahwa pembangunan rumah limas harus dari Ilir ke Ulu.
BACA JUGA:5 Rekomendasi Sambal Khas Palembang, Sumatera Selatan yang Rasanya Mantap dan Lezat, Dijamin Nambah!
Hal itu artinya dalam proses membangun sebuah rumah adat, tidak asal-asalan melainkan memperhatikan setiap detailnya dan dari setiap detail tersebut, memiliki beragam filosofi tersendiri.
Konsep pembangunan permukiman, membangun rumah demi rumah, harus dimulai dari hilir, baru ke hulu. Ini terkait dengan pola permukiman yang berada di sepanjang tepian sungai.
Lokasi pembangunan tidak boleh dimulai dari hulu apalagi “lompatlompat”. Jika aturan ini dilanggar, maka pelakunya akan kualat.
Rumah Limas dibangun menghadap ke dua arah, yaitu timur dan barat.
BACA JUGA:Sudah Mendunia ! 5 Tarian Tradisional Sumatera Selatan Ini Terkenal Unik, dan Digemari Segala Usia
Bagian yang menghadap ke arah timur disebut sebagai matoari edop atau arah matahari terbut.
Sedangkan, arah barat disebut matoari mati, yaitu arah matahari terbenam dan melambangkan akhir dari kehidupan.
Tanpa paku
Rumah Limas dibangun tanpa menggunakan paku.
Semua material itu diganti dengan tali dari kulit atau akar pohon, pasak dari kayu atau bambu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: