Honda

Dulunya Tempat Pemujaan Dewi Kesuburan, Candi Barong di Yogyakarta Berdiri Abad 9-10 Masehi

Dulunya Tempat Pemujaan Dewi Kesuburan, Candi Barong di Yogyakarta Berdiri Abad 9-10 Masehi

Ilustrasi candi di Yogyakarta yang dulunya tempat pemujaan Dewi Kesuburan -istock-

PALPRES.COM - Situs candi adalah salah satu bangunan bersejarah yang menarik dijadikan tempat wisata.

Bentuk dari candi-candi ini juga selalu berbeda-beda karena sesuai fungsi akan tempat tersebut.

Ada candi yang dulunya merupakan tempat ibadah, sebuah istana, tempat permujaan dan sebagainya, termasuk sebuah candi Hindu yang berada di atas bukit di Yogyakarta.

Selain itu, arsitekturnya yang unik tentunya sangat menarik untuk dibahas.

BACA JUGA:Seperti Inilah Kepribadian Orang yang Jarang Update Status di Media Sosial, Bukan Berarti Antisosial, Tapi...

Setiap candi bahkan mempunyai keunikan dan ciri khas pada setiap candinya.

Ya, candi yang ada di atas bukit di Yogyakarta ini bernama Candi Barong.

Candi Barong berada di atas Bukit Baur Agung atau di sebelah tenggara Candi Ratu Boko.

Candi ini berlokasi di Dusun Candisari, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

BACA JUGA:Cukup 25 Jutaan, Dapatkan Yamaha FZ-X 2024, Yang Menggabungkan Gaya Klasik dan Modern

Bangunan ini merupakan salah satu candi peninggalan agama Hindu yang berada di kompleks Ratu Boko.

Candi ini juga berdekatan dengan candi peninggalan Kerajaan Mataram Kuno lainnya, seperti Candi Banyunibo dan Candi Ijo.

Berdasarkan laporan ROD tahun 1914, Candi Barong pada awalnya bernama Candi Sari Sorogedung.

Akan tetapi, penamaan Candi Barong ini berdasarkan bentuk hiasan kala yang dikenal masyarakat sebagai Kepala Barong.

BACA JUGA:Inilah Khasiat Batu Akik Bulu Monyet, Ternyata Berasal dari Luar Negeri loh

Sehingga masyarakat sekitar lebih mengenal dengan sebutan Candi Barong.

Candi Barong adalah salah satu candi yang berada di perbukitan yang dikenal dengan Siwa Plateu.

Candi Barong ini berlatar belakang agama Hindu, ini terlihat dengan jelas dari segi arsitektur dan kontruksi bangunannya.

Akan tetapi, tempat ini hanya difokuskan pada Dewi Wisnu, karena adanya temuan arca Dewi Sri, istri Dewa Wisnu dan Dewi Laksmi yang merupakan pengiring Dewa Wisnu.

BACA JUGA:Mengenal Lebih Dekat Batu Akik Naga Sui, Memiliki Motif dan Warna Luar Biasa

Kuat dugaan lain adanya hiasan kerang bersayap (sankha) yang merupakan salah satu simbol (laksana) Dewa Wisnu dan bagian puncuk bangunan yang berbentuk permata.

Belum juga diketahui Candi Barong yang diketahui dengan pasti lantaran belum bisa ditemukan sumber otentik berupa prasasti yang menyebutnya.

Para arkeolog sementara ini menyatakan Candi Barong didirikan sekitar abad 9-10 Masehi berdasarkan langgam bangunan, yakni langgam Jawa Tengah yang dengan sedikit langgam Jawa Timur.

Pertama kali ditemukan, Candi Barong dalam kondisi tertimbun sebagian dan tertutup semak belukar, bagian atap dan tubuh dalam keadaan runtuh, sebagian batur masih berdiri.

BACA JUGA:Profil Claudia Alexandra Scheunemann, Pemilik Tendangan Roket Timnas Putri Indonesia U17

Candi Barong sendiri mulai ditangani secara intensif tahun 1979 (kegiatan prapemugaran), lalu dilanjutkan dengan studi teknis tahun 1085.

Pada tahun 1987 baru mulai dipugar dan pemugaran baru selesai tahun 1999 kemarin.

Candi ini selanjutnya dimanfaatkan sebagai salah satu aset wisata untuk Daerah Istimewa Yogyakarta.

Candi Barong memiliki arah menghadap barat dengan tangga masuk, sedangkan pola halaman berundak ke belakang yang meninggi dengan candi utama yang berada di bagian belakang paling tinggi.

BACA JUGA:Utamakan Asas Perlindungan Bagi Anak, Kemenkumham Sumsel Optimalkan Peran PK Bapas

Ada tiga halaman di candi ini, pertama belum ditemukan indikasi adanya bangunan, tapi terlihat adanya talud yang membatasi halaman pertama yang terlihat sedikit.

Halaman kedua terdapat tatanan batu putih dan andesit pada laintainya.

Halaman kedua dan ketiga tampak jelas dibatasi oleh talud yang terbuat dari batu andesit dan batu putih.

Ada tangga yang terhubung antar halaman serta pintu gerbang ketika menuju halaman ketiga atau halaman utama.

BACA JUGA:Inilah Bacaan Ajian Qulhu Geni dan Qulhu Sungsang Sunan Ampel, Raja Jin Tanah Jawa Sampai Tunduk

Halaman ketiga ini merupakan halaman pertama yang ada batur dengan dua buah candi tak berbilik, sehingga tak memiliki pintu dengan hiasan kata yang utuh dengan rahang bawah.

Menariknya, di bagian halaman tertinggi terdapat dua bangunan candi untuk pemujaan, yang diprediksi kepada Dewa Wisnu dan Dewi Sri.

Candi ini mempunyai masing-masing ukuran berkisar 8,18 meter x 8,18 meter dengan tinggi 9,05 meter.

Bangunan candi-candi ini tak memiliki pintu masuk, sehingga upacara pemujaan diperkirakan dilakukan di luar bangunan.

BACA JUGA:Bukan Tempat Jual Sate, Tapi Ini Sejarah Berdirinya Kantor Gubernur Jawa Barat yang Dinamai Gedung Sate

Candi Barong ini latar belakangnya adalah agama Hindu dengan aliran Waisnawa atau pemujaan Dewa Wisnu.

Bangunan ini bertujuan sebagai pemujaan Dewi Sri atau Dewi Kesuburan.

Di Candi Barong ditemuka n dua buah arca Dewi Sri, arca Dewa Siwa dua buah, arca Ganesa yang belum selesai dan arca yang tak bisa diidentifikasi.

Keistimewaan candi ini adalah adanya tempat pemujaan terhadap Wisnu, candi-candi Jawa Tengah memuja Dewa Syiwa atau bersifat Syiwaitis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: