Honda

Shin Tae-yong Sebaiknya Turunkan Pemain Liga 1 Untuk Bela Timnas Indonesia di ASEAN Cup 2024

Shin Tae-yong Sebaiknya Turunkan Pemain Liga 1 Untuk Bela Timnas Indonesia di ASEAN Cup 2024

Shin Tae-yong sebaiknya turunkan pemain Liga 1 untuk bela Timnas Indonesia di ASEAN Cup 2024.-pssi-

PALPRES.COM – Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong sebaiknya menurunkan para pemain Liga 1 di ASEAN Cup 2024. 

Hal ini mengingat Skuad Garuda akan menghadapi jadwal padat apabila lolos ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. 

Ya, konsentrasi Shin Tae-yong terpecah dua. 

Di satu sisi, ia harus menyiapkan tim untuk putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia jika Timnas Indonesia lolos.

BACA JUGA:Dapat Julukan ‘Bang Jayadi’ dari Fans Timnas Indonesia, Ini Tanggapan Jay Idzes

BACA JUGA:Bukan Como 1907, Pemain Timnas Indonesia Thom Haye Diminati Klub Ligue 1 Prancis

Namun di sisi lain, Timnas Indonesia juga harus menghadapi ASEAN Cup 2024 pada November-Desember nanti. 

Shin Tae-yong harus pintar-pintar menjaga kondisi pemain dari keletihan dan kejenuhan. 

Ia perlu membuat prioritas, mana yang lebih penting antara Kualifkasi Piala Dunia 2026 dan ASEAN Cup 2024.

Publik menginginkan pelatih asal Korea Selatan itu membentuk dua tim untuk dua ajang tersebut.

BACA JUGA:Profil Kevin Diks, Bek Elit Eropa yang Menanti Pinangan PSSI untuk Bela Timnas Indonesia

BACA JUGA:Jay Idzes Siap Main di Posisi Manapun Demi Timnas Indonesia, Jadi Kiper Pun Mau

Tim utama fokus pada Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Sementara tim pelapis disiapkan untuk menghadapi ASEAN Cup 2024.

Pembentukan dua tim ini untuk mengantisipasi klub melarang pemain abroad memperkuat Timnas Indonesia untuk mengikuti ASEAN Cup.

Terlebih, turnamen yang dulu bernama Piala AFF itu tidak masuk agenda FIFA.

BACA JUGA:Kembali Mendapatkan Panggilan Timnas Indonesia, Kecil Peluang Jordi Amat Jadi Starter

BACA JUGA:Justin Hubner Dapat Kartu Merah, Berkah Buat Timnas Indonesia

Dengan demikian, Shin Tae-yong bisa memaksimalkan pemain-pemain dari Liga 1 untuk turnamen level Asia Tenggara tersebut.  

Pengamat sepak bola Tanah Air, Mohamad Kusnaeni, berharap STY menggunakan komposisi pemain muda bertalenta di Liga 1 untuk berlaga di ajang tersebut.

“Secara pribadi, saya berharap di Piala ASEAN ini timnas lebih banyak memberi ruang buat pemain muda. Pemain yang disiapkan untuk menjadi calon pemain andalan timnas senior di masa depan,” ujarnya, Jumat 24 Mei 2024.

Ia mengakui akan sulit buat Shin Tae-yong menurunkan pemain-pemain terbaik di ASEAN Cup. 

Pasalnya turnamen itu bukan kalender FIFA. 

Jadi lebih baik memaksimalkan talenta-talenta lokal yang bermain di kompetisi domestik. 

Dengan begitu, ASEAN Cup menjadi kesempatan buat STY meracik kedalaman skuad Timnas Indonesia.

“Mereka harus memanfaatkan kesempatan ini untuk menunjukkan performa terbaik dan membawa timnas Indonesia berprestasi,” kata pria yang akrab disapa Bung Kus. 

“Banyaknya event di lingkungan ASEAN jelas sebuah keuntungan tersendiri. Pelatih timnas jadi punya banyak kesempatan untuk melihat kemampuan calon pemain timnas,” ucapnya.

Timnas Indonesia belum sekalipun memenangi ASEAN Cup atau yang dulunya bernama Piala AFF sejak dihelat pada 1996. 

Sudah berkali-kali masuk final, Timnas Indonesia harus puas mengakhiri turnamen sebagai runner-up. 

Indonesia jadi tim besar ASEAN yang belum pernah mengecap nikmatnya jadi juara. 

Sementara Singapura sudah empat kali juara Piala AFF. 

Seharusnya pemain-pemain terbaik yang memperkuat Timnas Indonesia untuk mengikuti ajang ASEAN itu.

Masalahnya ada pada waktu pelaksanaan turnamen. 

Tahun ini ASEAN Cup digelar pada 23 November hingga 21 Desember. 

Pemanggilan pemain jadi tantangan tersendiri.

Andaikan digelar di pertengahan Desember hingga pertengahan Januari, pemain yang merumput di Liga Belanda bisa saja dengan lebih mudah bergabung karena kompetisi sedang memasuki jeda pertengahan musim. 

Mereka hanya perlu mengorbankan waktu libur.

Untuk tampil sejak November, hal tersebut bakal jadi tantangan berat bagi PSSI dalam hal pemanggilan pemain.

Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah kembali melakukan lobi-lobi seperti yang mereka terapkan di Piala Asia U-23, yang juga bukan merupakan agenda FIFA.

Masalah lain adalah, agenda FIFA Matchday atau lanjutan babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia di November adalah pada rentang 13-21 November. 

Hal itu berarti pemain-pemain yang berkiprah di luar negeri baru saja diizinkan membela Timnas Indonesia.

Berat rasanya membayangkan pemain-pemain tersebut bisa langsung melanjutkan perjuangan dengan terus bersama Timnas Indonesia mulai 23 November yang artinya mereka tidak akan kembali ke klub untuk waktu lama.

Opsi logis lainnya adalah meminta izin ketika turnamen Piala AFF memasuki babak akhir. 

Namun pilihan ini juga punya kendala besar. Bila memanggil banyak pemain luar negeri yang mayoritas baru bisa bergabung di fase akhir turnamen, Timnas Indonesia akan minim materi pemain yang bisa dipilih di fase grup.

Alih-alih bisa berharap pemain terbaik datang di fase akhir, Timnas Indonesia malah menghadapi risiko besar terseok-seok di fase grup karena keterbatasan pemain. 

Hal ini tentu bakal jadi mimpi buruk.

Hal yang paling mudah jelas memanggil pemain yang berkiprah di Liga 1 dan kombinasi melobi pemain-pemain luar negeri yang berpotensi diizinkan membela Timnas Indonesia di luar agenda FIFA. 

Bila pilihan ini yang diambil dan bisa dilakukan oleh PSSI dan Timnas Indonesia, tentu materi pemain Timnas Indonesia di Piala AFF mendatang akan mengalami perubahan cukup signfikan bila dibandingkan skuad untuk duel lawan Irak dan Filipina di Kualifikasi Piala Dunia 2026.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: