Rusia dan China Kutuk Pembunuhan Ismail Haniyeh, Mahmoud Abbas Serukan Mogok Nasional

KREMLIN, PALPRES.COM -  Pembunuhan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh yang dilakukan oleh militer Israel saat berkunjung ke Iran, Rabu 31 Juli 2024, mendapatkan kutukan Rusia dan China.

Soalnya serangan yang menyebabkan tewasnya pemimpin karismatik kelompok perlawanan di Gaza tersebut, dianggap bisa membahayakan upaya gencatan senjata antara Hamas dan Israel.

Hal serupa dinyatakan oleh Pemerintah Qatar, yang menjadi perantara perundingan yang bertujuan menghentikan pertempuran di Gaza.

Qatar mengutuk pembunuhan Ismail Haniyeh sebagai eskalasi konflik yang berbahaya.  

BACA JUGA:Masuk Daftar Skuad Australia U17, Matthew Baker Tetap Bagian Skuad Timnas Indonesia U16, Ini Kata PSSI

BACA JUGA:KABAR MENGEJUTKAN, Fitrianti Agustinda Gandeng Ibu Kita Nandriani Octarina di Pilkada Palembang 2024

Sedangkan Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyerukan aksi protes nasional terhadap terbunuhnya Ismail Haniyeh, dengan pemogokan umum dan demonstrasi massal oleh faksi-faksi Palestina di Tepi Barat.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyerukan protes nasional atas pembunuhan Ismail Haniyeh oleh Israel.-Tangkapan Layar X @agusantonetti-

Dikutip dari laman Wikipedia, Ismail Haniyeh atau Ismail Haniyyah, bernama lengkap Ismail Abdul Salam Ahmad Haniyyah.

Pria kelahiran 8 Mei 1963 ini seorang tokoh politik Hamas, yang memerintah Jalur Gaza sejak 2007.

Dari 2017 hingga hari-hari terakhirnya, Ismail Haniyeh menetap di Qatar.

BACA JUGA:Ternyata Batu akik Pirus Bisa tenangkan Emosi kamu yang Tak Stabil

BACA JUGA:5.513 Warga Belum Tercoklik, Petugas Pantarlih Belum Rampungkan Proses Pencocokan dan Penelitian di Palembang

Ismail Haniyeh dikenal merupakan pemimpin Hamas yang moderat, dan dekat dengan pemimpin spiritual Hamas, Sheikh Ahmad Yassin, yang dibunuh Israel.

Sumber: