Honda

Ketakutan Akan Money Politics, Bawaslu Buka Posko Aduan

Ketakutan Akan Money Politics, Bawaslu Buka Posko Aduan

Ketakutan Akan Money Politics, Bawaslu Buka Posko Aduan --Istimewa

PALEMBANG, PALPRES.COM - Dalam Public Trust Institute telah menyebut standar tarif suara pemilih di Pilkada Kota Palembang, Sumatera Selatan diprediksi naik. 

Tak hanya itu Tarif dipakai untuk membeli suara pemilih agar mau memilih Paslon tertentu.

Slogan NPWP (Nomor Piro Wani Piro) dari pemilih diyakini tetap berlaku.

"Jika saat Pileg lalu tarifnya berkisar antara Rp 150 ribu-Rp 300 ribu, Pilkada nanti diprediksi naik menjadi Rp 200 ribu-Rp 300 ribu. NPWP masih akan berlaku, makanya 2024 ini bisa dikatakan Pemilu paling brutal,"  ujar Korwil Public Trust Institute (Putin), Fatkurohman, Selasa 20 Agustus 2024"

BACA JUGA:Resmi Dibuka Pendaftaran Mulai 20 Agustus-6 September, Begini Cara Daftar CPNS Tahun 2024

BACA JUGA:Penerimaan CPNS Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2024, Ada 392 Formasi, Gaji Capai Rp 9,2 Juta!

Tak hanya itu Menurutnya money politics itu akan terus menjadi penyebab meningkatnya partisipasi masyarakat dalam Pemilu tahun ini. 

Lalu Kondisi itu menjadi problem kekinian yang akan terjadi saat Pilkada digelar.

"Memang partisipasi pemilih meningkat, tapi kualitas demokrasinya menurun. Itu jadi problem kekinian," katanya.

Lalu Dia juga mengungkap, dalam riset Januari 2024 untuk Pileg dan Pilpres 14 Februari lalu, pemilih yang mau terima uang mencapai 59%. Kemudian jumlah pemilih yang bisa mengubah pilihan karena dapat uang mencapai 42%. Persentase itu berdasarkan jumlah daftar pemilih tetap (DPT) Palembang yang mencapai 1 jutaan orang.

BACA JUGA:BPOM Buka 781 Formasi CPNS 2024, Berikut Formasi dan Syaratnya!

BACA JUGA:Mathew Baker dan Lucas Lee Sudah Bergabung dengan Timnas Indonesia U17 di Bali, Siap Berikan yang Terbaik

"Tak hanya itu Artinya separuh lebih dari jumlah pemilih mau menerima uang. Ke depan, Pilkada itu akan ditentukan oleh pemilih transaksional yang sebesar 42% dari jumlah DPT 1 jutaan orang tadi. Mayoritas yang mau adalah mereka yang ada di level ekonomi menengah bawah dengan pendidikan SD-SMA. Kalau pendidikan tinggi mereka lebih rasional," katanya.

Lalu Menurutnya money politics akam termasuk dalam perspektif sosial kapital juga akan dominan saat Pilkada 2024 nanti. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: