RDPS
Honda

Mengenal Makam Terpanjang di Indonesia, Berada di Kalimantan Selatan, Segini Panjangnya?

Mengenal Makam Terpanjang di Indonesia, Berada di Kalimantan Selatan, Segini Panjangnya?

Makam Datu Nuraya Merupakan Makam Terpanjang di Indonesia di Kalimantan Selatan. -Foto Istimewa/Net-

Serentak mereka berseru Subhanallah.

Sebelum mereka memandikan mayat itu, Datu Suban menemukan sebuah tas selempang dari dalam pakaiannya. 

Setelah membukanya ternyata terdapat sebuah kitab yang akhirnya terkenal dengan sebutan “Kitab Barencong”.

Para Datu mulai membagi tugas, membersihkan mayat adalah Datu Argih, Datu Niang Thalib, Datu Ganun, Datu Labai Duliman, Datu Ungku, sedangkan Datu Karipis bertugas mencari batu nisan dari batu alam. 

Sedang yang lain membuat lubang kubur di gunung Munggu Karikil dekat Munggu Tayuh.

Konon lubang yang digali tidak cukup untuk mengubur jenazah itu, terpaksa kakinya harus dilipat sehingga tubuhnya seperti huruf hamzah.

Pemberian Nama Nuraya

Pada hari ketujuh setelah meninggalnya raksasa itu, Datu Suban membuka kitab yang ditemukan pada jenazah tersebut di hadapan 13 muridnya sambil mengucap basmalah, ternyata berisi bermacam-macam khasiat ilmu dunia dan akhirat.

Akhirnya orang besar atau raksasa tersebut di beri nama “Nur Raya” karena dia datang pada hari raya dan wafat pada hari itu juga dan sesuai dengan badannya yang “raya” atau sangat besar.

Nuraya berarti pembawa cahaya yang sangat luas seperti raya, dengan panjang kuburnya kurang lebih 60 meter (dengan kaki dilipat, kalau tidak dilipat mungkin bisa sampai 100 meter) dan lebar kurang lebih enam meter.

Setelah para Datu meninggal, tidak ada yang mengetahui di mana letak makam Datu Nuraya. 

Namun beberapa tahun kemudian penduduk Munggu Tayuh, Tatakan, ketika malam hari sering melihat cahaya yang memancar dari tanah di sekitar Benteng Munggu Tayuh naik ke atas langit. 

Salah seorang penduduk yang penasaran, berusaha mencari asal sumber cahaya tersebut, dan orang itu menemukan 2 batu yang besar dengan jarak 45 meter lebih, dan persis seperti batu nisan yang menghadap ke arah kiblat. 

Penduduk tersebut bernama Baseran yang bergelar Utuh Karikit.

Sekarang makam atau kubah Datu Nuraya telah menjadi kunjungan para penziarah dari berbagai daerah, tak hanya Kalimantan Selatan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: