PHE ONWJ Ciptakan Istri Nelayan Jadi Pengusaha UMKM Melalui Program Jam Pasir
Selain fokus pada rehabilitasi lingkungan melalui pencegahan abrasi, restorasi mangrove dan pengelolaan kawasan eduwisata.-Istimewa-
BACA JUGA:Begini Cara PHE Perkuat Kemitraan dengan Penyedia Barang dan Jasa
Tidak boleh terlalu capek, praktis, kini Iin berperan ganda sebagai ibu dan tulang punggung keluarga.
“Dari program bersama PHE ONWJ, saya belajar bahwa perubahan bisa dimulai dari diri sendiri, sekecil apa pun langkahnya.
Yang penting, kita tidak menyerah. Saya sangat berterima kasih kepada PHE ONWJ yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk berkembang.
Semoga ke depan, usaha kecil kami semakin maju dan bisa memberikan kontribusi yang lebih besar bagi keluarga dan masyarakat,” ujar Iin.
BACA JUGA:PHE Dukung Pengembangan Sumber Daya Manusia di Maluku, Ini Salah Satunya
BACA JUGA:Majukan Dunia Pendidikan, PHE Gelar Program Voluntary Pertamina Energi Negeri 7.0
Sebelumnya, bagi para buruh perempuan pengupas rajungan ada dua hal yang tidak tentu. Jam kerja dan penghasilan harian.
Jika sedang musim, dan rajungan hasil tangkapan nelayan, yang juga suami-suami mereka, sedang melimpah, ibu-ibu ini bisa mengantongi Rp 300 ribu dalam sehari.
Namun, lebih sering mereka hanya mendapat Rp 100 ribu setelah seharian bekerja selama 14 sampai 16 jam.
"Belasan jam kami mengupas rajungan yang baru keluar dari boks pendingin hasil tangkapan suami-suami kami.
BACA JUGA:PHE Temukan Sumber Daya Migas Baru di 3 Provinsi, Ini Nama-Namanya
BACA JUGA:Menang Lelang Wilayah Kerja Melati, PHE Komitmen Dukung Ketahanan Energi Nasional
Kadang tangan sampai kapalan. Pinggang sakit karena duduk berjam-jam.
Masuk angin sudah biasa," kenang Iin Inani, ibu beranak tiga yang sebelumnya seorang buruh harian di sebuah sentra rumahan pengupasan rajungan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: