Banner Honda PCX

Cegah Penipuan Digital dengan Autentikasi Wajah Berbasis AI dengan Face Token dan Phone Token dari VIDA

Cegah Penipuan Digital dengan Autentikasi Wajah Berbasis AI dengan Face Token dan Phone Token dari VIDA

Cegah Penipuan Digital dengan Autentikasi Wajah Berbasis AI dengan Face Token dan Phone Token dari VIDA --

Sepanjang 2022–2024, kerugian sektor perbankan akibat penipuan digital mencapai lebih dari Rp2,5 triliun, sebagian besar karena lemahnya autentikasi konvensional seperti SMS OTP dan kata sandi. 

Fakta menunjukkan bahwa sistem keamanan lama tak lagi memadai menghadapi ancaman berbasis AI.

BACA JUGA:Rumor Panas! Pelatih Persib Bandung Dilirik PSSI untuk Tangani Timnas Indonesia

BACA JUGA:6 Kategori ASN Ini Terancam Kehilangan Hak Finansial 2025, Gaji dan Tunjangan Dihapus!

VIDA menjawab tantangan tersebut dengan menghadirkan FaceToken dan PhoneToken, solusi autentikasi berbasis biometrik yang menggabungkan machine learning dan enkripsi tingkat tinggi. 

Teknologi ini memungkinkan verifikasi identitas tanpa kata sandi (passwordless) melalui deteksi wajah (liveness detection) dan perangkat pengguna terdaftar, sehingga transaksi digital berlangsung cepat, aman, dan tetap nyaman. Implementasinya di sektor keuangan terbukti menurunkan transaksitidak sah hingga 90%.

VIDA juga mengembangkan AI-native security framework yang menggabungkan kemampuan computer vision, fraud detection engine, dan analisis perangkat untuk mendeteksi pola serangan yang kompleks seperti injection attack dan virtual camera spoofing.

“Kami tidak hanya menganalisis foto. Kami harus memahami bagaimana serangan terjadi dari perangkat, aplikasi, hingga jaringan. Karena di lapangan, penipuan sering kali menggunakan reverse engineering tools dan virtual camera injection untuk menipu sistem biometrik,” ujar Niki.

BACA JUGA:Lapas Sekayu Jalankan Program Rehabilitasi Pemasyarakatan Bagi Warga Binaan Kasus Narkoba

BACA JUGA:Cek Beberapa Bansos yang Masuk yang Masuk Ke Rekening KPM Pada November, PKH BPNT Termasuk!

Niki menambahkan bahwa FEKDI–IFSE bukan sekadar ajang inovasi, tetapi forum kolaborasi untuk melindungi masa depan ekonomi digital nasional. 

Di era ketika kepercayaan menjadi hal paling berharga, semua pihak punya tanggung jawab bersama untuk mempertahankannya.

“Proses autentikasi seharusnya mudah, tapi sekuat enkripsi. Dengan FaceToken dan PhoneToken, kami ingin keamanan digital terasa mudah bagi pengguna, namun tetap tak bisa ditembus oleh penipu,” pungkas Niki.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: