Honda

Tagar Rp 1 Trending, Pansos Nikita Mirzani Hingga Kompor Listrik

Tagar Rp 1 Trending, Pansos Nikita Mirzani Hingga Kompor Listrik

Nikita Mirzani --jpnn.com

PALEMBANG, PALPRES.COM – Tanda pagar alias tagar Rp 1 trending di media sosial twitter.

Isunya beragam mulai dari pansos Nikita Mirzani hingga kompor listrik.

Netizen ramai-ramai membuat tagar Rp 1 untuk menyinggung gojak sosial yang kini dinilai semakin masif.

Misalnya saja video Nikita Mirzani yang menyetujui jika harga bahan bakar minyak (BBM) dinaikkan menjadi Rp 1 juta untuk 1 liter.

BACA JUGA:Inflasi Pasca Kenaikan BBM Berpotensi Naik 1,8 Persen

Padahal, kenaikan harga BBM sejak 3 September 2022 berimbas pada semakin lemahnya daya beli masyarakat.

Terbukti, pemerintah sendiri memprediksi jika pascakenaikan harga BBM akan terjadi inflasi hingga 1,8 persen.

“Memang momok semua negara sekarang ini urusannya pertumbuhan ekonomi, growth-nya berapa dan inflasinya berapa. Kita juga kemarin berhitung dengan detail berapa sih kira-kira karena penyesuaian subsidi BBM ini yang sudah kita umumkan minggu yang lalu akan berimbas pada inflasi? Hitungan dari menteri-menteri kemarin kira-kira akan naik di 1,8 persen,” ujar Presiden Joko Widodo dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Auditorium Menara Bank Mega, Jakarta, Rabu, 7 September 2022, kemarin.

Namun begitu, Nikita Mirzani malah membuat video yang justru membuat warganet semakin geram.

BACA JUGA:Krisis Keuangan Global, Presiden: Kepala Daerah Diminta Cek Penyebab Inflasi di Daerah

“Setuju, bila perlu pak Jokowi bensin naikkin pak 1 liter Rp 1 juta pak biar populasi di Indonesia ini, eh populasi, apa sih? yang debu itu, kan Indonesia paling nomor satu tuh, yang nyampe item itu, polusi,” ucap Nikita.

Beberapa netizen malah menyoroti ucapan Nikita yang salah menyebut polusi udara dengan kata populasi.

Seperti yang ditulis akun twitter Dinda, dia menulis jika Nikmir atau Nikita Mirzani yang meminta Presiden Joko Widodo untuk menaikkan harga BBM menjadi Rp 1 juta/ liter.

“utk mengurangi populasi, eh maksudnya... polusi udara,” tulisnya disertai emoji tertawa.

BACA JUGA:Ini Rekor Nikita Mirzani Bercinta dalam Satu Malam

Tweet ini mendapat tanggapan dari netizen lain.

Sebagai mereka menilai jika video tersebut tidak berfaedah bahkan ada yang menyebut ODGJ atau orang dengan gangguan jiwa.

Sementara itu, singgungan tagar Rp 1 juga dialamatkan dengan rencana pemerintah dalam mengkonversi kompor gas ke kompor listrik.

Rencana konversi ini sudah disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto.

BACA JUGA:200 Pengacara akan Buat Petisi Penjarakan Nikita Mirzani

Dalam keterangannya jika konversi kompor gas ke listrik tidak akan dilakukan dalam tahun ini.

Pemerintah masih akan melakukan uji coba di Bali dan Solo.

Meski begitu, netizen tetap mengomentari rencana tersebut.

Beberapa diantaranya bahkan mengkalkulasikan rencana tersebut yang dinilai justru akan memberikan beban kepada Negara.

BACA JUGA:Gen Halilintar Tak Hadiri Acara Tedak Siten Ameena Hari Ini, Netizen : Kasihan Aurel

Seperti ditulis Kang Nongkrong, dia menilai jika kompor listrik justruk menyusahkan warga.

“Rp. 1.195.000 jadi Rp.1,8jt kali 300rb. Tinggal ngitung aja...

Bersih 181,5 M.

Menang banyak

BACA JUGA:Netizen Uji Coba Kualitas Pertalite: Dari Warna Udah Keliatan Mencolok

Pertinyiinyi.?

Perusahaan kompor yg bekerja sama dgn PT PLN.?

Apa PT PLN yg bekerjasama dgn PKI.!

Rakyat lagi yg kelen peras peras..

BACA JUGA:Ribut Ciutan Selingkuh, Netizen Mendadak Jadi Pengamat Sosial

#JegalDoktrinKomunisme

#JegalDoktrinKomunisme,” tulisnya.

Akun lainnya, Robert Piliang, membandingkan harga listrik di Malaysia dengan Indonesia.

Dia menyebut jika harga listrik di Malaysia lebih murah.

BACA JUGA:Cerita Suami Ning Imaz Saat Tahu Istrinya Dihina, Netizen Samakan dengan Kasus Istri Sambo

Begitu juga dengan harga bensin yang disebut lebih murah disbanding Indonesia.

“Harga Listrik di Malaysia Rp.719 /kWh

Harga Listrik di +62 Rp.1.352 /kWh

Harga Bensin di Malaysia Rp.6.819,-/ liter.

Harga Bensin di +62 Rp.10.000,-/Liter.

Lucunya PLN dan PERTAMINA sebagai  Perusahaan Monopoli Selalu Rugi,” tulisnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: