Honda

Taman Budaya Sriwijaya dan Museum Negeri Sumsel Terbuka bagi Semua Seniman, Asalkan..

Taman Budaya Sriwijaya dan Museum Negeri Sumsel Terbuka bagi Semua Seniman, Asalkan..

Kepala UPTD Taman Budaya Sriwijaya dan Museum Negeri Sumsel H Chandra Amprayadi mewakili Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Sumsel, Dr H Aufa Syahrizal SP MSc saat membuka dan melakukan pengukuhan Pengurus Forum Teater Sekolah Sum--

PALEMBANG, PALPRES.COM – Taman Budaya Sriwijaya dan Museum Negeri Sumatera Selatan (Sumsel) sangat terbuka bagi semua seniman untuk berkarya. 

Semua pekerja dan penggiat seni, cabang seni apapun, dipersilakan tampil dan meramaikan Taman Budaya Sriwijaya dan Museum Negeri Sumsel.

Hal ini disampaikan Kepala UPTD Taman Budaya Sriwijaya dan Museum Negeri Sumsel H Chandra Amprayadi mewakili Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Sumsel, Dr H Aufa Syahrizal SP MSc saat membuka dan melakukan pengukuhan Pengurus Forum Teater Sekolah Sumatera Selatan (Fortass) dan Teater Mahameru Palembang, binaan Fortass, Ahad, 15 Januari 2023.

Dalam sambutannya, Chandra mengajak seniman di Sumsel untuk bersaing dalam karya, guna menggali dan mengembangkan potensi seni budaya di Sumsel. 

BACA JUGA:Kain Tajung Gebeng dan Batik Jepri, Perkaya Koleksi Museum Negeri Sumatera Selatan

“Silakan buat kegiatan se-kreatif mungkin. Taman Budaya Sriwijaya, Museum Negeri Sumsel Balaputra Dewa terbuka untuk para seniman, silakan bersaing dengan karya, ramaikan Taman Budaya dan Museum dengan karya-karya seniman,” tutur Chandra.

Chandra juga mengharapkan, agar para seniman di Sumsel menjaga kekompakan dalam berkarya seni. 

Menurut dia, tidak perlu lagi ada perdebatan panjang yang tidak berujung dan tidak bermanfaat. 

“Kalau ada perbedaan pendapat, duduk bersama, kita seminarkan, supaya mendapat solusi, jangan hanya berdebat yang tidak berkesudahan, buat kegiatan positif dalam bidang seni apapun,” imbau Chandra. 

BACA JUGA:8 Destinasi Wisata Buatan di Kabupaten Lahat, Nomor 5 Sajikan Panorama Alam dan Juara API 2022

Dia menyebutkan bawah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel, dalam hal ini Gubernur Herman Deru sudah menyiapkan anggarannya. 

“Tinggal kita, mau atau tidak membuat kegiatan,” cetus dia.

Lebih lanjut Chandra mengapresiasi kegiatan yang digelar Fortass kali ini. 

Dia menyampaikan sekaligus berpesan kepada jajaran pengurus Fortass yang baru saja dikukuhkan, agar menjaga dan mengembangkan ide kreatif dalam bidang seni budaya, terutama yang berbasis lokal.

BACA JUGA:7 Destinasi Wisata Terindah di Sumatera Selatan, Nomor 5 Bikin Terkagum-kagum

Menurut dia, banyak potensi kebudayaan Sumsel yang sangat berpeluang diangkat ke permukaan dalam karya seni. 

Satu di antaranya Irama Batanghari Sembilan. 

Oleh sebab itu, Chandra mengamanatkan agar Fortass, di tahun 2023 usai menggelar Festival Teater dan Anugerah Teater Sekolah, Piala dan Tropi Gubernur Sumsel agar segera melaksanakan Festival Batangari Sembilan. 

Pada festival yang berlangsung, Chandra menginginkan ada kolaborasi antara Irama Batanghari Sembilan dengan potensi seni lokal, sesuai dengan daerahnya masing-masing.

BACA JUGA:Kabar Gembira, Selain Naik 3,3 Persen, Gaji 13 dan THR 2023 PNS dan PPPK Dipercepat Penyalurannya

Misalnya, di Sekayu ada Tari Senjang, itu dipentaskan bareng, tetapi dalam kemasan nuansa Batanghari Sembilan. 

“Jadi tampilannya berbeda dengan apa yang selama ini kita tonton,” tukas Chandra.

Tampak hadir mengikuti kegiatan tersebut antara lain perwakilan dari berbagai sekolah di Sumsel, para pembina Fortass, Direktur Museum dr AK Gani Palembang Hj GI Priyanti Gani, Staf Khusus Gubernur Sumsel Herlan Asfiudin, dan Kepala Seksi (Kasi) Taman Budaya Sriwijaya Ical Mirzal Fadillah.

Seniman di Palembang yang juga turut hadir, di antaranya Inug Dongeng (Slamet Nugroho SSn), Pegiat Teater Potlot dan Dosen Universitas PGRI Palembang Acan Gimbal (Hasan MSn), Penyair Palembang Warman P (Sumarman SAg), Dangau Sastra Palembang dan dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang Imron Supriyadi SAg MHum.

Ketua Fortass Yosep Suterisno SE menyampaikan, pengukuhan pengurus Fortass dan Teater Mahameru yang digelar hari itu, sebagai wujud tanggung jawab moral Fortass terhadap sejumlah pegiat seni di sekolah yang masih perlu dimaksimalkan.

Yosep menjelaskan, Fortass lahir bersama 49 komunitas seni di sekolah di Sumsel, yang dimulai melalui “Temu Teater Sekolah se-Sumsel” pada 1 Agustus 2022 di Aula TVRI Sumsel. 

Sejak itu, Fortass kemudian mengajak mereka berkreatifitas dalam seni teater, untuk tampil di layar kaca TVRI Sumsel dan panggung sekolah di sejumlah event internal mereka. 

Lebih lanjut Yosep mengemukakan, sampai akhir 2022, sudah dua teater yang diusung Fortass ke TVRI Sumsel. 

Pertama lakon “Puyang Leluhur” Teater Sangsas, Madrasah Aliyah (MA) Patra Mandiri Palembang, karya dan sutradara Eka Armawati SPd, dan lakon “Rumah Kardus” SMA Bukit Asam Tanjung Enim, karya dan sutradara Sadikin Khairsah SPd. 

Tentunya sambung Yosep, sekolah dan teater sekolah di Sumsel, punya kesempatan sama untuk bisa tampil sebagaimana teater yang sudah tampil sebelumnya. 

“Oleh sebab itu, untuk memaksimal kerja kreatif ini diperlukan tim yang kuat, salah satu diantaranya melalui pengukuhan pengurus Fortas, yang terdiri dari para guru pembina seni di sekolah se-Sumsel,” tandasnya. 

Pengukuhan Teater Mahameru

Usai sambutan, H Chandra Amprayadi, didampingi Herlan Asfiudin ikut mengukuhkan pengurus Fortas Sumsel yang sekaligus melahirkan Teater Mahameru. 

Secara simbolik, pengukuhan Teater Mahameru ditandai dengan pemasangan tanjak kepada Ketua Teater Mahameru, Erwin Janim dan Wakil Ketua, Yussudarson (Sonov), oleh kedua pembina Fortass.

Sebagai saran dan masukan kepada Teater Mahameru yang dilahirkan Fortass, Herlan Asfiudin menyampaikan, perlunya maksimalisasi dalam berkarya seni. 

Sebab menurut Herlan, keberadaan seniman akan diakui bila dalam kesehariannya berkarya.

“Jadi kekaryaan seni yang akan membuat seniman itu hidup dan menghidupkan seni budaya di Sumsel ini, sehingga menurut saya, Fortass dan semua seniman harus berkarya dengan maksimal,” tambahnya. 

Herlan mengimbuhkan, semangat Disbudpar Sumsel yang sudah punya anggaran dan program kerja harus direspon dalam bentuk kreatifitas seni budaya dan pariwisata, sesuai dengan bidangnya masing-masing. 

“Kita punya Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang sangat apreasiatif terhadap seni budaya.

Kita punya Pak Chandra, Bu Yanti Museum AK Gani, yang sangat terbuka untuk para seiman. Kurang apalagi. 

Menurut saya, peluang ini yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk membangun seni budaya di Sumsel secara bersama,” tegasnya.

Festival Teater Tropi & Piala Gubenur

Di akhir acara, digelar dialog persiapan festival dan anugerah teater sekolah se-Sumsel yang memperebutkan piala dan tropi Gubernur Sumsel.

Yosep dalam paparannya menjelaskan, festival teater ini melibatkan semua sekolah di Sumsel yang akan digelar pada awal Maret 2023.

Dari 50 teater sekolah yang terdata di Litbang Fortass, akan ada sekitar 30 sampai 40 teater yang akan tampil dalam festival dan anugerah ini. 

Oleh sebab itu imbau Yosep, silakan segera mendaftar, karena jumlahnya sangat terbatas.

Pendaftaran sudah dibuka, dan akan ditutup pada akhir Februari. 

“Setelah itu, acara akan dibuka Bapak Gubernur Sumsel pada awal Maret tahun ini,” ucapnya.

Menyambut itu, Chandra menyatakan bahwa pihak siap membuat tropi khusus untuk piala bergilir Gubernur Sumsel. 

“Kita akan buat khusus piala bergilir Gubernur Sumsel, sehingga nanti bentuk piala ini berbeda dengan tropi lainnya,” tambah Chandra yang disambut tepuk tangan para peserta.

Pada awal pertemuan ini, tampil beberapa kreator seni perwakilan dari beberapa sekolah di Sumsel, sebagai pembuka acara, dengan kemasan seni yang berbeda.

Di antaranya Fitrah Cyntha Dirna perwakilan Teater Tesentak, SMAN 2 Indralaya Utara, membuka pertemuan itu dengan sebuah puisi.

Dilanjutkan puisi lainnya oleh Bustomi, perwakilan SMAN 17 Palembang, puisi dari Teater Gembok Palembang, dan puisi “Pusparagam Budaya Nusantara” oleh M Bintang. 

Tampilan lainnya, sebuah Monolog “Catatan Hitam” oleh Nadine Nur Rahmadani, dan Teater Bangsawan dalam cerita “Abidinsyah” oleh Teater Sangsas MA Parta Mandiri Palembang. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: