Honda

Terletak 68 Km dari Bandung, Bandara Terbesar Kedua di Indonesia Justru Sepi Penumpang, Mengapa?

Terletak 68 Km dari Bandung, Bandara Terbesar Kedua di Indonesia Justru Sepi Penumpang, Mengapa?

Terletak 68 km dari Bandung, bandara terbesar kedua di RI jusru ‘bak kuburan’, mengapa? --

PALEMBANG, PALPRES.COM – Umumnya bandara adalah tempat sangat sibuk dengan aktivitas para penumpang, yang melakukan perjalanan udara. 

Namun ternyata di Indonesia terdapat bandara yang sangat sepi penumpang. 

Bandara yang dimaksud adalah Bandara Kertajati

Dilansir dari chanel YouTube Elenio, Bandara Kertajati menjadi bandara terbesar dan tersepi di Indonesia.

BACA JUGA:5 Kecamatan Paling Sepi di Palembang, Bukan Sematang Borang, Juaranya Justru Kecamatan Ini

Sungguh miris mengingat badara ini adalah bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Bandara Soekarno Hatta di Jakarta.

Adapun Bandara Kertajati terletak di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat kira-kira 68 km dari Bandung.

Presiden Joko Widodo meresmikan bandara ini pada tanggal 24 Mei 2018 itu hanya mempunyai landasan pacu tunggal.

Total penumpang yang dapat diangkut sebanyak 29 juta penumpang setiap tahun.

BACA JUGA:Sering Dijadikan Perhiasan, Ternyata Segini Harga Koin Rp500 Melati, Pantesan Dicari Kolektor

Ada sejumlah fasilitas yang disiapkan, seperti runway sepanjang 3.000 meter yang mampu disinggahi pesawat besar (wide body), area parkir pesawat yang mampu menampung hingga 22 pesawat, area terminal penumpang, parkir kendaraan, mushola, ruang penyimpanan barang berharga, AC, CCTV, stok bahan bakar, serta fasilitas lainnya.

Jadilah Bandara Kertajati digadang-gadang menjadi pembantu untuk memudahkan lalu lintas udara di Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta.

Sayangnya, Bandara Kertajati justru tidak maksimal dan sepi penumpang, karena masalah aksesibilitas.

Diketahui, Bandara Kertajati berhenti melayani penerbangan reguler berjadwal pada Juli 2019 karena sepi penumpang. 

BACA JUGA:KABAR BAHAGIA! Bansos PKH Tahap 3 Cair Akhir Juli via Pos, Cek Jadwal Disini

Kondisi sepi penumpang tersebut disebabkan akses ke bandara yang tidak memadai ditambah adanya pandemi Covid-19.

Pemerintah pun membangun akses jalan untuk membuat bandara ini ramai. 

Dibangunlah Jalan Tol yang menjadi akses menuju Bandara Kertajati yang berasal dari tol Cipali.

Bandara yang menelan biaya Rp2,6 triliun tersebut juga terdapat akses transportasi darat menuju bandara tersebut, mulai dari Bus Damri hingga kereta api.

BACA JUGA:CAIR LAGI, Bansos PKH Tahap 3 di Bank Ini

Rencananya akan dibangun jalur kereta api dari Stasiun Arjawinangun menuju bandara Kertajati.

Bandara Kertajati sudah digunakan sebagai tempat pemberangkatan penerbangan tujuan Jeddah jamaah haji.

Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian sekaligus Ketua Tim KPPIP Wahyu Utomo mengatakan, Bandara Kertajati sepi karena belum selesainya infrastruktur pendukung seperti Tol Cisumdawu.

"Kalau sukses, contohnya MRT. Kalau yang belum sukses itu contohnya Bandara Kertajati. Saya mengangkat itu karena berkaitan langsung dengan Cisumdawu," kata Wahyu.

Ia menyebut pemerintah baru sadar akses ke Bandara Kertajati kurang setelah lapangan udara itu rampung. 

Hal tersebut menunjukkan ketidaksinkronan antara pembangunan bandara dengan akses jalannya.

"Pada waktu bangun Kertajati, kita hanya bangun bandara. Padahal kalau bangun bandara, kita harus bangun ekosistem, misalnya bagaimana penginapan untuk kru penerbangan tersebut, bagaimana kesiapan wilayah menyiapkan misalnya pemadam kebakaran dan hospital," tuturnya.

"Kita belajar di Bandara Kulon progo (YIA). kita siapkan semua, termasuk ekosistem. Kita tetap belajar, tapi kita yakin bahwa pembangunan infrastruktur pasti ada dampaknya dan agak sulit kalau mencari kekurangannya," tambahnya. *

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: