Honda

Desa Tertua Ini Berusia 289 Tahun, Konon Menyimpan Sejarah Bedirinya 2 Kerajaan Besar Ternama

Desa Tertua Ini Berusia 289 Tahun, Konon Menyimpan Sejarah Bedirinya 2 Kerajaan Besar Ternama

Ilustrasi desa tertua di kalimantan Utara yang menjadi pusat kekuasaan kerajaan Tidung dan Kesultanan Bulungan-Net-

PALPRES.COM - Bukan hanya kaya akan sumber daya alam, Provinsi Kalimantan Utara ternyata menyimpan sejarah unik dan cukup menarik.

Provinsi yang baru berdiri 10 tahun ini pernah didiami oleh dua kerajaan besar di zaman dulu yang terkenal dengan kemajuan Kalimantan Utara, namun namanya saat ini hampir terlupakan.

Kerajaan yang pernah berkuasa di Kalimantan Utara yakni Kerajaan Tidung dan Kesultanan Bulungan.

Tak heran jika Kalimantan Utara memisahkan diri untuk menjadi provinsi baru lantaran sebagian besar wilayahnya adalah bekas kekuasaan dua kerajaan tersebut.

BACA JUGA:Pinjam Saldo DANA Rp1 Juta di Aplikasi Akulaku, Prosesnya Mudah dan Cair dalam Hitungan Menit

Tapi siapa sangka bahwa desa yang pernah menjadi pusat kekuasaan Kerajaan Tidung dan Kesultanan Bulungan di Kalimantan Utara ternyata masih ada hingga saat ini.

Desa di Kalimantan Utara yang menjadi pusat pemerintahan dua kerajaan tersebut adalah Desa Salimbatu.

Desa Salimbatu sendiri terletak di Kecamatan Tanjung Palas Tengah, Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara.

Luas wilayah yang dimiliki 52.593 hektar, sehingga Salimbatu menjadi desa tertua di Kalimantan Utara dimana usianya sudah 289 tahun.

BACA JUGA:10 Kampus TOP QS WUR 2024 dengan Jurusan Ilmu Komunikasi Terbaik di Indonesia, Kampus Swasta Ada Gak?

Daerah ini dikenal sebagai salah satu tempat pemerintahan Kerajaan Tidung selain di Tarakan dan tetap melestarikan budaya Suku Tidung.

Desa Salimbatu juga menyimpan sejarah dari Kesultanan Bulungan yakni makam Keluarga Datu Adil, keluarga terakhir dari kerajaan tersebut.

Bukan hanya menyimpan sejarah kerajaan, desa di Kalimantan Utara ini juga rupanya memiliki asal usul penamaan yang unik.

Informasinya, dulu warga Desa Salimbatu tidak berkeyakinan dan didatangi seorang Syekh yang tidak diketahui asal usulnya.

BACA JUGA:Cair Minggu Ini, Bansos BPNT dari Jokowi Senilai Rp600 Ribu

Kemudian syekh yang datang ke desa di Kalimantan Utara ini mengucapkan salam 'Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh', tapi tidak ada yang menjawab.

Ajaibnya, justru bebatuan di Salimbatu yang menjawab salam dari Syekh tersebut sehingga desa ini diberinama 'Salambatu'.

Akan tetapi, lantaran mereka berbicara dengan logat Melayu, maka pelafalannya berubah menjadi 'Salimbatu'.

Desa yang telah berusia dua abad tersebut dulunya berawal dari pertanian hingga kini dikenal dengan kekayaan seni dan budayanya. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: