Honda

Hampir Terlupakan, Kisah Kelam Kepulauan Banda, Terlihat Jelas Dalam Film Dokumenter Ini

Hampir Terlupakan, Kisah Kelam Kepulauan Banda, Terlihat Jelas Dalam Film Dokumenter Ini

Ilustrasi kepulauan Banda yang menjadi saksi bisu kisah kelam masa kolonial-Net-

PALPRES.COM - Banda merupakan sebuah gugusan kepulauan yang berada di wilayah Maluku.

Daerah ini termasuk kedalam wilayah Kecamatan Banda dengan wilayah administratif daratan seluas 55,3 km2.

Di Kepulauan Banda inilah banyak tersimpan sejarah, mulai dari sejarah kelam kolonialisme hingga tentang kemerdekaan dan saksi bisu terhadap kerusuhan SARA.

Tergambar secara jelas jika kita menyaksikan sebuah film dokumenter indah tentang Banda berjudul Banda The Dark Forgotten Trail.

BACA JUGA:Semakin Kekar dan Gagah, Inilah Wajah Baru New Honda Vario 125 2024

Film yang disutradarai Jay Subiakto itu digarap dengan tampilan visual yang menarik.

Berbeda dengan film dokumenter kebanyakan, lantaran gaya bertuturnya begitu unik dengan adanya narasi dari 2 aktor besar Indonesia Reza Rahadian dan Ario Bayu.

Film yang diproduksi tahun 2017 ini tetap menarik untuk kita saksikan kapanpun dan oleh siapa saja.

Dimana 2 tokoh besar Republik Indonesia pernah diasingkan Belanda di tempat itu, yakni Sutan Syahrir dan Mohammad Hatta.

BACA JUGA:Kue Hijau Khas Palembang Ini Unik, Mirip Wadah Menumbuk Padi, Rasa Manisnya Menggoda!

Diketahui, Hatta menjadi salah satu tokoh penting yang memproklamirkan kemerdekaan negara ini serta kemudian menjadi Wakil Presiden RI yang pertama.

Sedangkan Sutan Syahrir pernah menjabat Perdana Menteri yang sepak terjangnya di dalam sejarah Indonesia cukup luar biasa.

Pada abad pertengahan, segenggam pala yang merupakan hasil bumi dari Banda, di pasaran Eropa dianggap lebih berharga dari sepeti emas.

Monopoli bangsa Arab dan perseteruan dalam perang salib membawa Eropa ke dalam perburuan menemukan pulau-pulau penghasil rempah.

BACA JUGA:Trik Terbaru Klaim Link DANA Kaget Hari Ini 06 September 2023, Ada Saldo Rp90.000 Siap Dicairkan

Perseteruan bangsa-bangsa terjadi lantaran rempah-rempah.

Kepulauan Banda kala itu menjadi satu-satunya tempat pohon-pohon pala tumbuh menjadi kawasan yang paling diperebutkan.

Kolonial Belanda rela melepas Nieuw Amsterdam (Mannhatan, New York) agar bisa mengusir Inggris dari kepulauan tersebut.

Perbudakan hingga pembantaian massal pertama di tanah air terjadi di Kepulauan Banda.

BACA JUGA:Ingin Lingkungan dalam Rumahmu Sehat? Coba Tanam Tanaman Hias Ini Ya

Di lokasi itu juga sebuah semangat kebangsaan dan identitas multikultural lahir menjadi warisan sejarah dunia.

Ironisnya, seperti tidak ingin jauh dari cerita kelam di masa kolonial, di tahun 1999, Banda terdampak kerusuhan SARA di Ambon dan kisah memilukan disana.

Satu tokoh yang berbicara di film tersebut yang menjadi korban, seorang keturunan Belanda bernama Pongky van Der Broeke.

Dimana ibu, bibi, istri dan 2 anak perempuannya menjadi korban dalam konflik tersebut.

BACA JUGA:Kue Hijau Khas Palembang Ini Unik, Mirip Wadah Menumbuk Padi, Rasa Manisnya Menggoda!

Pongky mengenang kembali kejadian 20 tahum silam.

Dirinya juga hampir tewas ketika sudah dalam kondisi putus asa dikepung massa, beruntung ia diselamatkan dengan kehadiran pasukan TNI.

Pongky merupakan generasi ke 13 dari pemilik perkebunan Pala di Banda.

Komoditi ekspor berkualitas terbaik di dunia perlahan mulai mengalami kemerosotan.

BACA JUGA:Punya Rumah Tanpa Terlilit Utang? Coba Desain Minimalis Sederhana, Dijamin Lebih Ngirit

Kisah memilukan ini seakan tidak pernah pergi dari tanah Banda, begitu juga di setiap sudut tanah air ini. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: