Kakanwil Kemenag Sumsel Paparkan Kurikulum Berbasis Cinta dan Konsep Ekoteologi di Hadapan Peserta Rakor KUB
Kepala Kantor Perwakilan (Kakanwil) Kemenag Sumsel H. Syafitri Irwan menjadi narasumber pada Rapat Koordinasi Kerukunan Umat Beragama yang digelar Badan Kesbangpol Sumsel di Hotel Swarna Dwipa Palembang, Kamis (9/10/2025).--
PALPRES.COM- Kepala Kantor Perwakilan (Kakanwil) Kemenag Sumsel H. Syafitri Irwan menjadi narasumber pada Rapat Koordinasi Kerukunan Umat Beragama yang digelar Badan Kesbangpol Sumsel di Hotel Swarna Dwipa Palembang, Kamis (9/10/2025).
Dalam paparannya, Kakanwil menjelaskan upaya Kementerian Agama menjaga kerukunan melalui Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) dan penguatan konsep ekoteologi.
Syafitri menjelaskan, Kurikulum Berbasis Cinta merupakan buah pikiran Menteri Agama RI Nasaruddin Umar, yang berangkat dari kesadaran bahwa inti ajaran agama adalah menebarkan kasih sayang, sebagaimana Islam menegaskan prinsip Rahmatan Lil ‘Alamin.
Sementara pendekatan ekoteologi menekankan relasi harmonis antara manusia dengan alam, di mana keberagamaan tidak boleh berhenti pada ritus formal, tetapi harus diwujudkan dalam kepedulian ekologis.
BACA JUGA:Harga Emas di Pegadaian 10 Oktober 2025, UBS Stabil, Antam dan Galeri 24 Makin Melambung
BACA JUGA:Gempa Magnitudo 4.9 Guncang Keerom Papua pada Kedalaman 10 Km, Tak Berpotensi Tsunami
Kurikulum Berbasis Cinta meneguhkan hakikat pendidikan sebagai proses memanusiakan manusia.
Cinta dalam konteks ini bukan sekadar emosi, melainkan energi spiritual yang mendorong terciptanya kedamaian, solidaritas, dan penghargaan terhadap perbedaan.
Sedangkan ekoteologi mengingatkan bahwa bumi adalah amanah yang harus dijaga.
“Oleh karena itu, pendidikan yang mengintegrasikan nilai cinta dan ekoteologi akan membentuk generasi yang tidak hanya beriman, tetapi juga berkomitmen pada kelestarian lingkungan dan keadilan sosial. Inilah landasan etis yang hendak dibangun oleh Kementerian Agama melalui desain kurikulum ini,” ujar Kakanwil.
BACA JUGA:Misi Jauhi Zona Degradasi, Sriwijaya FC Target 3 Poin di Kandang PSPS Sore Ini
BACA JUGA:Antony Sempat Ditawar Mantan Juara Liga Champions Saat Sepakat dengan Real Betis
Keberagaman pada masyarakat Indonesia seperti pedang bermata dua.
Satu sisi menjadi kekayaan Indonesia sebagai negara yang plural tetapi di lain sisi rentan memicu konflik perbedaan antar individu/kelompok.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
