Banner Honda PCX

Menag Nasaruddin Umar Beri Respon Usai Ramai Stigma Negatif Pondok Pesantren

Menag Nasaruddin Umar Beri Respon Usai Ramai Stigma Negatif Pondok Pesantren

Ratusan Tahun Mendidik Masyarakat, Menag Minta Jaga Marwah Pesantren--

PALPRES.COM- Menteri Agama Nasaruddin Umar meminta semua pihak untuk menjaga marwah pondok pesantren dan menghindari narasi yang bersifat stigma.

Ia menegaskan, pesantren telah berabad-abad menjadi bagian penting dari sejarah dan peradaban bangsa Indonesia.

Menag Nasaruddin menegaskan, pesantren adalah benteng moral bangsa yang telah melahirkan generasi ulama, pemimpin, dan tokoh nasional.

Ia mengajak seluruh masyarakat untuk memahami pesantren secara utuh dan kultural.

BACA JUGA:Gilberto Mora Wonderkid dari Meksiko dan Tujuh Tim Elite Raksasa Eropa yang Mengawasinya

BACA JUGA:Harga Emas Terus Naik, Cek Daftar Harga Antam, UBS dan Galeri24 di Pegadaian 16 Oktober 2025

“Saya merasa sangat kaget dan prihatin dengan pemberitaan yang menempatkan pesantren secara negatif. Sekian ratus tahun pondok pesantren berkiprah mendidik manusia Indonesia agar menjadi masyarakat yang beradab, hingga mengkristal dalam nilai kemanusiaan yang adil dan beradab,” ujar Menag di Jakarta, Selasa (15/10/2025).

“Pesantren bukan sekadar lembaga pendidikan agama, tetapi pusat pembentukan moral, karakter, dan kemanusiaan. Mari bersama menjaga marwahnya,” sambungnya.

Pernyataan Menag tersebut disampaikan sebagai respons atas tayangan salah satu program televisi yang dinilai menyinggung kehidupan santri.

Tayangan itu memuat narasi satir, di antaranya menyebut bahwa “santri minum susu saja harus jongkok.”

BACA JUGA:Gempa Magnitudo 4.8 Guncang Kepulauan Sangihe Pagi Ini, Tak Berpotensi Tsunami

BACA JUGA:Komitmen Jaga Lingkungan, Wali Kota H Rachmat Hidayat Bersama DLH Bersih-Bersih Sungai Mesat

Potongan tayangan tersebut menuai kritik luas karena dianggap melecehkan tradisi kesantunan pesantren dan merendahkan penghormatan santri kepada kiai.

Gelombang protes datang dari masyarakat dan komunitas pesantren, termasuk Pondok Pesantren Lirboyo, yang mendesak pihak stasiun televisi menarik tayangan, menyampaikan permintaan maaf terbuka, serta melakukan klarifikasi langsung kepada para pengasuh pesantren.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: