PALEMBANG,PALPRES.COM- Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Sumatera Selatan pada bulan Juni 2022 mengalami inflasi sebesar 0,89% (mtm), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat inflasi sebesar 0,83% (mtm).
Perkembangan ini terutama dipengaruhi oleh inflasi yang bersumber dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta transportasi. Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan, inflasi IHK Juni 2022 tercatat sebesar 5,39% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi regional Sumatera yang sebesar 5,82% (yoy). Sementara itu, inflasi nasional pada bulan Juni 2022 tercatat sebesar 4,35% (yoy).
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami inflasi sebesar 2,53% (mtm) dengan andil sebesar 0,78% (mtm). Inflasi didorong oleh peningkatan harga pada beberapa komoditas subkelompok makanan seperti cabai merah, bawang merah, telur ayam ras, cabai rawit, serta tomat.
Peningkatan harga komoditas hortikultura tersebut dipengaruhi oleh kondisi cuaca dengan curah hujan yang cukup tinggi di beberapa daerah sentra produksi. Sementara itu, kenaikan biaya produksi karena kenaikan harga pakan ternak juga ikut mendorong peningkatan harga telur ayam ras.
BACA JUGA:Subsidi Inflasi
Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran juga mengalami inflasi sebesar 0.49% (mtm) dengan andil sebesar 0,04% (mtm). Inflasi didorong oleh peningkatan inflasi pada komoditas ikan goreng yang mengalami inflasi sebesar 6,42%(mtm) dengan andil 0,014%.
Selain ini, inflasi pada kelompok ini juga didorong oleh komoditas bebek goreng yang mengalami inflasi 12,90% (mtm) dengan andil 0,005%.
Peningkatan inflasi komoditas tersebut didorong oleh peningkatan permintaan terhadap restoran dan kafe ditengah pelonggaran mobilitas dan liburan sekolah.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan, Erwin Soeriadimadja menyampaikan sejalan dengan penguatan ekonomi, Survei Konsumen Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan pada bulan Juni 2022 mengindikasikan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap kuat.
BACA JUGA:Inisiatif Bank Indonesia dalam Mendorong Digitalisasi Pembayaran
Hal ini terindikasi dari peningkatan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE), Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK), dan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) secara berurutan sebesar 124,56; 144,11; dan 134,33. Hasil survei tersebut juga menunjukkan bahwa masyarakat optimis dengan kondisi perekonomian pada 6 bulan kedepan akan lebih baik, baik dari aspek kegiatan usaha, peningkatan penghasilan, maupun ketersediaan lapangan kerja di tengah peningkatan mobilitas dan pelonggaran kebijakan pembatasan.
“Secara keseluruhan tahun 2022, inflasi Provinsi Sumatera Selatan diperkirakan kembali meningkat dan lebih tinggi dari tahun 2021, namun masih terkendali. Tekanan inflasi tersebut diperkirakan bersumber dari pulihnya permintaan masyarakat sebagai dampak dari meningkatnya mobilitas masyarakat di tengah pelonggaran kebijakan pembatasan,”ungkap Erwin.
Ke depan, TPID Provinsi Sumatera Selatan bersama Satgas Pangan akan terus memperkuat koordinasi kebijakan guna menjaga inflasi tetap stabil serta menindaklanjuti rekomendasi dari Rapat Koordinasi Wilayah Sumatera tahun 2022 yang diselenggarakan pada 23 Juni 2022. Tindak lanjut tersebut antara lain penguatan distribusi pangan melalui perluasan dan optimalisasi Kerja sama Antar Daerah (KAD), penguatan konektivitas transportasi, serta hilirisasi komoditas pangan.
“Di sisi peningkatan produksi pangan, akan dioptimalkan pengaturan pola tanam untuk menjaga kesinambungan produksi, optimalisasi kemandirian pangan melalui Gerakan Sumsel Mandiri Pangan, serta implementasi digital farming baik di sisi hulu maupun hilir,”pungkasnya.