Surat-Surat Herman Neubronner van der Tuuk di Lampung, 1868-1869 (Bagian Ketiga)

Senin 11-07-2022,16:30 WIB
Reporter : Dudy Oskandar
Editor : Tom


Oleh Dudy Oskandar
(Jurnalis dan Peminat Sejarah Sumatera Selatan)


[1] Surat Van der Tuuk kepada Lembaga Alkitab, Buitenzorg, 14 Agustus 1868

Buitenzorg , 14 Agustus 1868

Tuan yang terhormat!

Ketika saya tiba di Batavia, terdengar desas-desus tentang kerusuhan di Bali.

BACA JUGA: Surat-surat Herman Neubronner van der Tuuk di Lampung, 1868-1869 (Bagian Kedua)

Menurut kabar, para raja Bangli dan Mengwi sedang berseteru, dan pemerintah membiarkan mereka melakukan itu hingga – seperti halnya kucing Kilkenny yang saling bercakar-cakaran – tidak satu pun yang tersisa dari mereka kecuali ekornya.

Beberapa hari setelah itu, Javabode memberitakan bahwa tidak ada tanda apa-apa, demikian pula beberapa hari kemudian, sehingga pemerintah mengirim utusan ke Bali untuk menghentikan perseteruan tersebut.

Kini saya kembali mendengar bahwa dua batalion telah dikirim ke Bali, karena utusan tersebut tidak berhasil melakukan sesuatu.

Anda mengerti bahwa peristiwa ini membuat saya tidak senang, terlebih lagi saya disarankan oleh berbagai pihak agar tidak pergi ke Bali, yang tadinya akan saya lakukan setelah mengunjungi Engelmann di Bandung.

BACA JUGA:Surat-surat Herman Neubronner van der Tuuk di Lampung, 1868-1869 (Bagian Pertama)

Sementara itu pemerintah meminta kepada saya, apakah saya mau tinggal di Lampung selama lima bulan atas biaya pemerintah untuk meneliti bahasa di sana.

Mengingat saya tidak bisa berbuat banyak untuk Bahasa Bali, maka saya penuhi keinginan pemerintah itu dengan syarat bahwa gaji saya di Bijbelgenootschap (Lembaga Alkitab) yang akan dibekukan mulai dari awal Agustus hingga awal Januari 1869, akan dibayar oleh pemerintah.

Pemerintah menerima persyaratan yang saya ajukan itu, dan kemarin saya menerima perintah bahwa saya harus berangkat ke Lampung pada tanggal 25 bulan ini.

Saya harap Lembaga Alkitab bisa memaklumi hal ini, mengingat jarak yang jauh, saya tidak mencari tahu terlebih dahulu apakah ada keberatan atas sikap saya ini.

BACA JUGA: Memindahkan Ibu Kota Sumatera Selatan (Bagian Terakhir)

Kategori :