PAGARALAM, PALPRES.COM – Pemakaian pestisida berbahan nabati dapat menjadi pilihan sebab tidak meninggalkan residu.
Dengan dilatihnya petani membuat pestisida nabati, diharapkan bisa mandiri dalam mengendalikan hama penyakit yang menyerang tanaman.
Tentunya, pengetahuan yang diajarkan penyuluh OPT dari Balai Perlindngan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Sumsel diharapkan bisa diterapkan. Di sisi lain, bisa lebih efisien dibandingkan membeli produk pestisida kemasan.
“Fungsinya, pestisida nabati ini bisa dimanfaatkan untuk mengendalikan berbagai serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) jenis tanaman baik pangan dan hortikultura. Seperti pada Padi, Jagung, jenis tanaman Umbi dan lainnya ataupun buah buahan dan sayuran,” ujar Budi Dharma Saputra SP, Koordinator POPT Pagaralam dari BPTPH Sumsel.
Ia melanjutkan, pestisida nabati tidak meninggalkan residu racun ke hasil tanaman yang dihasilkan. Sebab, untuk pembuatannya memanfaatkan bahan baku dari beberapa jenis tanaman.
“Di antaranya, brotowali, akar tuba, bah maja dan bahan lainnya yang diekstrak,” kata dia seraya menyebutkan pestisida alami proses pembuatan ada yang hanya perlu waktu 12 jam dan langsung bisa dimanfaatkan.
Budi menyebut, pestisida nabati tidaklah sulit untuk dibuat. Sebab, untuk bahan baku pembuatannya sendiri mudah didapat.
“Kita mengajak petani di Kota Pagaralam untuk menggalakkan pembuatan pestisida nabati. Dan mengurangi ketergantungan pestisida khususnya yang dibeli di toko toko (kimia, red),” ulasnya.
Pada pelatihan sebelumnya kepada poktan di Pelang Kenidai, pestisida nabati dipraktek pembuatannya melalui ekstraksi bagian tertentu dari tumbuhan baik dari daun, buah, biji atau akar.
“Bagian tumbuhan tersebut mengandung senyawa atau metabolit sekunder dan memiliki sifat racun terhadap hama dan penyakit tertentu. Contohnya pada tanaman Brotowali dan buah Maja,” pungkasnya. KOE