PAGARALAM, PALPRES.COM- Harga sayuran di kota Pagaralam sampai saat ini belum ada kenaikan yang signifikan meskipun ada kenaikan harga untuk jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi.
“Kalaupun ada kenaikan harga BBM, pastinya yang ada pengaruhnya itu pada ongkos kirim barang keluar Kota Pagaralam yang rata-rata pengepul mengirimkan barang keluar menggunakan truk milik orang dengan biaya ongkos Rp250 per kilogram, sementara muatan satu truk tersebut bisa mencapai 10-15 ton," terangnya.
Hal tersebut juga diungkapkan, Wan, yang juga merupakan agen sayur atau pengepul sayur Pagaralam, menurut dia, kenaikan harga sayur mayur tidak terlalu terpengaruh dengan harga BBM, karena untuk di Pagaralam sudah sangat biasa, salah satu penyebab naik turunnya harga sayuran tersebut bergantung dengan produktivitas sayuran itu sendiri.
Namun sekarang, kata dia, petani di Kota Pagaralam lagi memasuki musim panen kopi, sehingga wajar jika sayuran agak berkurang, karena sebagian petani sibuk mengurus kebun kopi dan inilah sebabnya kenapa harga sayuran pun ikut naik.
BACA JUGA:Dinsos dan Satpol PP Pagaralam Tertibkan Aksi Donasi Ilegal di Jalanan
"Itu dapat dilihat dari truk-truk pengangkut sayur yang berangkat, biasanya sehari bisa 10 truk bahkan lebih yang berangkat, namun sekarang kadang tinggal 6-7 truk saja," kata dia.
Akan tetapi, menurut dia, jumlah tersebut masih tergolong stabil untuk kategori produksi sayur mayur di Kota Pagaralam, yang dikenal sebagai daerah sentra sayur-mayur di Sumsel
Terkait kenaikan ongkos kirim keluar kota sendiri, akibat kenaikan BBM, dikatakan Wan, sebenarnya sebelumnya pun pernah mengalami hal tersebut, akan tetapi tidak terlalu memberatkan para pengepul karena masih tergolong wajar.
"Lebih ke toleransi saja, biasanya meskipun ongkos sudah ditetapkan namun tetap saja kita bayar lebih kepada supir truk yang biasanya untuk uang makan ataupun semacamnya, sehingga dari Rp250 perkilogram (ongkos) ada yang bayar dari Rp350-500 perkilogram,” terangnya.