KOLOMBO, PALPRES.COM – Menjelang pemungutan suara pemilihan presiden yang akan berlangsung pada 20 Juli mendatang, Pelaksana Tugas Presiden Sri Lanka yang merangkap Perdana Menteri, Ranil Wickremesinghe, mendeklarasikan status darurat di negara itu pada Minggu (17/7/2022).
Penetapan status darurat diambil oleh pemerintah sebagai upaya memadamkan aksi demonstrasi warga, yang sudah berlangsung seratus hari. Serta untuk mengatasi krisis ekonomi di negara itu hingga membuat Sri Lanka dicap bangkrut.
"Adalah bijaksana, demikian untuk dilakukan, demi kepentingan keamanan umum, perlindungan ketertiban umum dan pemeliharaan persediaan dan layanan yang penting bagi kehidupan masyarakat," bunyi pemberitahuan pemerintah dikutip Reuters.
Pemerintah sempat memberlakukan status darurat beberapa hari lalu saat situasi semakin memburuk, namun dicabut lagi ketika melihat keadaan tak kunjung membaik.
Akibat krisis ekonomi yang mendera, Sri Lanka berada dalam kekacauan. Terlebih sejak negara Asia Selatan itu dinyatakan bangakrut pada April lalu.
Masyarakat sangat menderita. Harga barang melambung, terutama impor, bahan bakar minyak (BBM) semakin sulit didapat. Warga pun menggelar aksi protes di jalanan.
Sementara Presiden Gotabaya Rajapaksa akhirnya resmi mundur pada Jumat pekan lalu setelah berbulan-bulan didemo rakyatnya. Namun, Rajapaksa baru melayangkan surat mundur saat ia berada di Singapura. Ia melarikan diri dari negaranya untuk menghindari amuk massa yang kian menggila.
Sebelum Rajapaksa kabur, ribuan massa menggeruduk Istana Presiden, Kantor Perdana Menteri dan gedung pemerintahan lain. Para demonstran menuntut Presiden Rajapaksa mundur.
Wickremesinghe pun diangkat menjadi plt Presiden demi mengisi kekosongan jabatan. Sesuai aturan Sri Lanka, apabila presiden turun, maka perdana menteri yang akan menggantikan posisinya.
Tapi, pedemo tidak mau menerima. Sebab, Wickremesinghe masih kroni Rajapaksa. Massa menginginkan tidak ada lagi kroni-kroni Rajapaksa yang menguasai negara.
Saat tiba di Singapura, Rajapaksa akhirnya mengirim surat pengunduran diri ke parlemen dan resmi lengser pada Jumat (15/7).
Di Ibu Kota Kolombo, ribuan massa dan warga bersuka cita, merasa perjuangan selama ini membuahkan hasil. Usai menerima surat pengunduran diri Rajapaksa, parlemen Sri Lanka menggelar pertemuan untuk memproses pemilihan presiden baru.
Wickremesinghe yang sekutu dekat Rajapaksa disebut menjadi pesaing utama mengambil kursi kepresidenan. Sekalipun ribuan pedemo menolak Wickremesinghe menjadi plt Presiden dan menuntutnya mengundurkan diri juga bersama Rajapaksa. (*)