LUBUKLINGGAU, PALPRES.COM - Kota Lubuklinggau sukses menyabet tiga juara sekaligus pada puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) tingkat Provinsi Sumatera Selatan ke-29 di Kota Pagar Alam.
Tiga gelar juara tersebut, yakni juara pertama kabupaten/kota terbaik tingkat Provinsi Sumsel kategori capaian pelayanan KB MKJP kelompok 1, juara kedua Kampung KB Linggau Bisa dalam lomba video pendek kreatif Kampung KB cegah stunting, dan juara dua stand terbaik.
Dalam kegiatan ini, hadir Ketua TP PKK Kota Lubuklinggau, Hj Yetti Oktarina Prana, Plt Sekda H Imam Senen, Kepala DPPKB, Henny Fitrianti, Kepala Dinas Kesehatan, Erwin Armeidi, Kepala DP3APM, Heri Suryanto, Kepala Bappedalitbang, Emra Endi Kesuma, dan Camat Lubuklinggau Timur II Aris Husein.
Kegiatan Harganas tingkat Provinsi Sumsel dibuka oleh Gubernur Sumsel H Herman Deru. Didampingi Ketua TP PKK Provinsi Sumsel Hj Febrita Lustiana Herman Deru dan dihadiri Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN RI, Novian Agusti, serta tuan rumah Wali Kota Pagar Alam Alpian Maskoni beserta istri.
Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN RI, Novian Agusti dalam sambutannya mengatakan, Provinsi Sumsel mendapatkan dua penghargaan Satya Lencana dari tujuh penerima se- Indonesia.
Dua penerima penghargaan tersebut, Wali Kota Lubuklinggau H SN Prana Putra Sohe dan Bupati PALI. Hal tersebut, dikatakannya, berkat dorongan dan dukungan Gubernur Sumsel.
Kemudian, Novian menyebutkan, sesuai dengan tema Harganas 2022, "Ayo cegah stunting agar keluarga bebas stunting" dalam mengatasi stunting hanya bisa dilakukan sebelum terjadi stunting. Yakni dengan menyelamatkan 1.000 hari pertama mulai dari dalam kandungan sampai dengan usia dua tahun.
"Calon pasangan pengantin, ibu hamil dan anak di bawah 2 tahun berisiko stunting. Sumsel Mandiri Pangan yang dicanangkan Gubernur Sumsel adalah upaya memutus mata rantai stunting. Bisa zero stunting dengan dilaksanakan gotong royong, pengusaha, pejabat, pegawai dan semuanya selamatkan resiko stunting. Karena kalau sudah stunting tidak ada obatnya, maka harus selamatkan 1000 hari pertama kehidupan," papar Novian.
Sementara itu, Gubernur Sumsel H Herman Deru mengatakan, secara nasional stunting berada di angka 24,4 persen. Menurut dia, ada sesuatu pengelolaan yang harus diperbaiki, hulu, tengah, dan hilir.
"Hulu calon ibu, tengah ibu hamil, dan hilir adalah anak yang dilahirkan sampai 1000 hari. Tanggung jawab siapa. Kita yang memiliki amanah ini, yang tanggung jawab," kata Gubernur.
Dia juga meminta untuk dilaksanakan evaluasi di KUA mengenai pernikahan, sampai pada saatnya dibimbing oleh petugas.
"Saya minta KUA di setiap kecamatan melibatkan juga tim dari BKKBN. Memberikan bimbingan bagi calon-calon ibu," pintanya. (*)