"Dalam pembahasan teori saya, pada prasasti telaga batu itu pasti ada rakyat. Dengan kata lain, ada kedaulatan rakyat pada suatu daerah di masa itu, sementara kedaulatan raja sebagai penjelmaan tuhan," jelasnya.
Senada, Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dr Wahyu Rizky Andhifani, S.S, M.M, menilai kepala Ular Kobra melambangkan Kekuasaan.
"Saya menafsirkan bahwa datuk pada saat itu membuat kepala ular kobra agar mereka takut dengan dongeng yang mengucurkan darah," jelasnya.
Dia menjelaskan, kondisi batu saat ditemukan masih sangat baik. Batu yang digunakan pada Prasasti Telaga Batu berjenis Andesit berbentuk hampir segi lima (Pentagon).
BACA JUGA:Candi Bumi Ayu Kembali Dipromosikan di Festival Sriwijaya
"Namun bagian atasnya berbentuk setengah lingkaran dengan panjang 118 sentimeter, lebar 148 sentimeter," sebutnya.
Narasi pada Telaga Batu memiliki 28 baris. Namun begitu ada beberapa bagian yang tidak terbaca sehingga sulit untuk menganalisa angka tahun pada prasasti tersebut.
"Kemungkinan besar dari paleografinya berasal dari Abad VII karena menggunakan aksara Pallawa akhir dan bahasa melayu kuno," terangnya.
Dia juga mengasumsikan jika Sriwijaya bukanlah kerajaan melainkan kedatuan yang dipimpin seorang datuk. Sebab, dalam prasasti itu tidak ada kalimat yang menyebutkan kata-kata kerajaan.
BACA JUGA:Lima Hari Lagi Palembang Tuan Rumah Festival Sriwijaya, Aufa: Pagelaran Budaya Terbesar di Sumsel
"Setiap prasasati yang ditemukan tidak ada yang menunjukkan kerajaan. Namun sangat disayangkan lokasi ditemukannya Prasasti Telaga Batu ini sudah menjadi perumahan. Padahal tempat tersebut dahulunya tempat bendiri sebuah kerajaan yang hebat dan dikenal dengan nama Kedatuan Sriwijaya," katanya.
Adapun narasumber lain, Dosen Pendidikan Sejarah Universitas Sriwijaya, Dr. Hudaidah, SPd, MPd membahas “Sistem Pemerintahan dalam Prasasti Telaga Batu, Dosen Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Palembang, M Idris M. Hum membahas “Bahasa Melayu dalam Prasasti Sriwijaya” dengan moderator Beni Mulyadi.
BACA JUGA:Menparekraf Ajak Masyarakat Meriahkan Festival Sriwijaya