Pada akhirnya negara Koying melepaskan daerah pantai timur dan mendorong terbentuknya pemerintahan baru yang disebut dengan kerajaan Kantoli (Kuntala).
Kerajaan ini diperkirakan berdiri pada abad ke-5 Masehi, antara negara Koying dengan kerajaan Kuntala terjalin persahabatan yang baik.
Nama Kantoli atau Kandali telah dikenal oleh pemerintahan Kaisar Hsiau-wu (459-464).
BACA JUGA: Tourism Malaysia Medan Promosi di Ajang Sriwijaya Travel Fair 2022
Menurut catatannya, raja dari Kandali bernama Sa-pa-la-na-lin-da memerintahkan utusannya bernama Taruda untuk pergi ke negeri Tiongkok.
Dari kitab sejarah dinasti Liang diperoleh keterangan bahwan antara tahun 430-475 M, beberapa kali utusan dari Ho-lo-tan dan Kan-t’oli datang di Tiongkok, ada juga utusan dari To-lang – P’o-hwang.
Kantoli terletak di salah satu pulau di laut selatan.
Adat kebiasaanya serupa di Kamboja dan Campa.
BACA JUGA:Perkuat Teori Konstitusi Nusantara dari Peninggalan Sriwijaya
Hasil negerinya yang terutama pinang, kapas dan kain-kain berwarna. Sedangkan dalam kitab sejarah dinasti Ming disebutkan bahwa San-fo-tsi dahulu disebut juga Kan-to-li.
Sedangkan G. Farrand, menyebut Kan-to-li di dalam berita Tiongkok ini mungkin sama dengan Kandari yang terdapat dalam berita Ibnu Majid yang berasal dari tahun 1462.
Karena San-fo-tsi dahulu juga disebut Kan-to-li, sedangkan San-fo-tsi diidentifikasikan dengan Sriwijaya, maka Farran menafsirkan Kan-to-li terletak di Sumatra dengan pusatnya di Palembang.
Namun J.L. Moens mengidentifikasikan singkil Kendari dalam berita Ibnu Majid dengan Kan-to-li di dalam kitab sejarah dinasti Liang dan Ming, sedangkan yang dimaksud dengan San-fo-tsi ialah Kerajaan Malayu. ***
Sumber :
1. Eddy, Siswanto, dkk Sumatera Selatan , Memasuki Era Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua, Departemen Penerangan Republik Indonesia, 1993
2. Wikipedia
3. Historia .id Pendahulu Sriwijaya