Oleh Dudy Oskandar
(Jurnalis dan Peminat Sejarah Sumatera Selatan)
PENDAPAT lain mengenai Kan-to-li disampaikan J.J. Boeles. Ia mengatakan, bahwa Kan-to-li yang disebut di dalam berita Tiongkok itu mungkin berada di Thailand Selatan.
Pendapatnya ini didasarkan atas adanya sebuah desa yang bernama Khantuli di Pantai Timur Thailand Selatan.
Pendapat Boeles ini ditentang oleh O. W. Wolters, ia mengatakan bahwa Kan-to-li tidak mungkin ada di Thailand Selatan, karena di desa Khantuli sama sekali tidak ditemukan keramik Tiongkok dari zaman Song lama.
Ia cenderung untuk menempatkan Kan-to-li di Palembang, karena San-fo-tsi biasa dihubungkan dengan Palembang.
BACA JUGA:Penguasa Palembang Sebelum Sriwijaya (Bagian Pertama)
Identifikasi Kan-to-li dengan Kandali atau Singkil Kendari juga dikemukakan oleh Obdeyn.
Oleh karena Kan-to-li dianggap sama dengan San-fotsi, maka kemungkinan besar Kan-to-li di Sumatra Selatan. Tetapi pendapat umum di antara para ahli ialah, bahwa Kan-to-li diperkirakan di Pantai timur Sumatra bagian Selatan, yang daerah kekuasaannya meliputi daerah Jambi dan Palembang.
Dari kutipan di atas jelaslah kiranya bahwa sesungguhnya tidak ada pegangan sedikitpun yang dapat dijadikan titik tolah untuk melangkah lebih lanjut.
Untuk menetapkan bahwa Kan-to-li adalah Malayu hanya berdasarkan berita Tiongkok yang menyebutkan bahwa “San-fo-tsi dahulu disebut juga Kan-to-li kiranya belum memberi suatu kepastian, karena masih perlu dikaji secara khusus apakah rumus aljabar yang diterapkan ini pada tempatnya.
BACA JUGA: Surat-surat Herman Neubronner van der Tuuk di Lampung, 1868-1869 (Selesai)
Sanusi Pane (1955) menyebutkan sejarah Tiongkok menyebut Kan-to-li, di mana kerajaan itu mengirim utusan penghabisan kalinya ke Tingkok pada tahun 563 Masehi.
Hampir boleh dipastikan, bahwa kerajaan itu terletak di Sumatra dan nama yang sebenarnya adalah Kandari.