JAKARTA, PALPRES.COM – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) akan mengusung budaya dalam melestarikan bumi. Isu kebudayaan ini menjadi tema sentral dalam G20 Culture Ministers’ Meeting (CMM) di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, pada 12-13 September 2022.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid, menjelaskan, G20 CMM merupakan agenda tahunan dari pertemuan para Menteri Kebudayaan. Hasil dalam pertemuan tersebut nantinya akan dibahas dalam pertemuan yang akan diikuti negara anggota G20.
“Dalam pertemuan nanti, kami akan melakukan refleksi tentang situasi pascapandemi yang sudah mengungkapkan kerentanan laten dalam gaya hidup modern kita. Kita tidak lagi berbicara tentang kemiskinan, ketidaksetaraan, ketidakadilan, tetapi tentang kelangsungan hidup manusia sebagai spesies. Untuk pulih bersama, dan pulih lebih kuat, kita membutuhkan gaya hidup baru yang lebih berkelanjutan,” kata Hilmar saat menjadi narasumber dalam Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9), Kamis (11/08/2022).
Dalam pertemuan itu juga, Hilmar menyebutkan akan ada lima isu utama yang dibahas. Pertama, mengenai peran budaya sebagai pendorong kehidupan berkelanjutan. Kedua, tentang dampak ekonomi, lingkungan dan sosial dari kebijakan berbasis budaya.
BACA JUGA:Pawai Budaya Nusantara di Padang, Jadi Ajang Tim Kesenian Promosikan Lubuklinggau
Ketiga, tentang cultural commoning (pengelolan bersama atas sumber daya budaya) yang mempromosikan gaya hidup berkelanjutan di tingkat lokal.
Keempat, akses yang berkeadilan untuk peluang ekonomi budaya. Kelima, mobilisasi sumber daya internasional yang untuk mengarusutamakan pemulihan berkelanjutan dengan menginisiasi suatu mekanisme pendanaan untuk pemulihan seni dan budaya yang sangat terpukul selama pandemi.
Hilmar menjelaskan bahwa dalam mempromosikan gaya hidup baru ini, budaya memainkan peran penting.
“Berbagai pengetahuan, institusi, ekspresi budaya, dan praktik yang kita warisi telah melewati ujian waktu sehingga terus dibawa ke zaman modern. Jika berbagai sumber budaya ini dikonsolidasikan, kita akan memiliki sarana untuk menciptakan gaya hidup yang lebih berkelanjutan. Inilah jalan kebudayaan yang ditawarkan Presidensi Indonesia di G20,” tegas Hilmar.
BACA JUGA:Bunda Literasi Bangun Budaya Gemar Membaca
Pada pertemuan para Menteri Kebudayaan ini, pihaknya akan menyelenggarakan serangkaian kegiatan, antara lain Kirab Budaya, Rapat Raksasa, Konser G20, dan Ruwatan Bumi.
“Seperti Ruwatan Bumi merupakan kelanjutan dari Ruwatan Nusantara yang kini sedang dilakukan oleh para pelaku budaya di Indoensia. Ruwatan Bumi ini sebuah ritual yang mendoakan kesehatan bumi,” katanya.
Sementara itu, Juru Bicara G20, Maudy Ayunda menyebut, ada 50 persen populasi Indonesia merupakan anak muda dan 80 persen dari anak muda tersebut sudah mengerti pentingnya pelestarian kebudayaan.
“Generasi muda ini bisa menjadi motor penggerak yang kuat dalam menggerakkan pelestarian budaya kita,” katanya.
BACA JUGA:Hulu-Hilir dalam Bingkai Lanskap Budaya Batanghari Sembilan