JAKARTA, PALPRES.COM – Hadi Matar mendadak jadi sorotan dunia setelah penyerangan brutal yang ia lakukan terhadap Salman Rushdie hingga membuat novelis tersebut mengalami cedera serius.
Pemuda 24 tahun itu adalah warga Fairview, New Jersey, Amerika Serikat. Ia sempat terdaftar sebagai anggota klub kebugaran di dekat North Bergen.
Dilansir AP, Rosaria Calabrese, manajer klub kebugaran yang bernama The State of Fitness Boxing Club, mengatakan, Matar mendaftarkan diri ke klubnya pada 11 April lalu.
Matar sempat mengikuti 27 sesi kelas untuk pemula dengan tujuan meningkatkan kebugaran fisiknya. Namun beberapa hari lalu, Matar memutuskan berhenti dan membatalkan keanggotaan dirinya dengan alasan bakal pergi dan "tak akan kembali untuk sementara waktu".
Pemilik klub tersebut, Desmond Boyle, mengatakan, dirinya tidak melihat hal yang aneh pada Matar. Utamanya yang berkaitan dengan kekerasan.
Ia menggambarkan Matar sebagai pria yang sopan dan pendiam. Bahkan, Boyle menyebut pemuda itu selalu terlihat "sangat sedih" dan menolak upaya orang lain untuk ramah terhadapnya.
"Dia terlihat seperti itu setiap kali dia datang. Itu terlihat seperti ia mengalami hari terburuk dalam hidupnya," kata Boyle.
Matar lahir di Amerika Serikat dari orangtua imigran asal Yaroun, sebuah daerah di selatan Lebanon.
Kepala desa setempat, Ali Tehfe, kepada AP menyatakan, di daerah tersebut, terdapat panji-panji dari kelompok militan Syiah yang mendapat dukungan dari Hizbullah.
Panji-panji tersebut juga menggambarkan sejumlah pemimpin dari Hizbullah, seperti Hassan Nasrallah, Khameinei, Khomeini, dan Jenderal Iran, Qassem Soleimani.
Sebelumnya mendiang pemimpin Iran Ayatollah Khomeini sempat mengeluarkan fatwa. Isinya menyerukan kematian Rushdie pada 1989.
Fatwa itu sebagai reaksi atas munculnya novel berjudul The Satanic Verses alias Ayat Ayat Setan (1988) yang ditulis Salman Rushdie. Novel tersebut dianggap melecehkan umat Islam dan menghina Nabi Muhammad.
Buku tersebut berisi soal kejadian di mana Nabi Muhammad telah keliru mengira ayat-ayat yang dibisikkan setan sebagai wahyu.
Salman Rushdie sebelumnya mendapatkan serangan hingga ditikam berkali-kali saat akan memberikan kuliah soal kebebasan berekspresi di the Chautauqua Institution, New York, Jumat (12/8) waktu Amerika Serikat.
Rushdie mendapatkan 15 luka tikaman di leher, lengan, hingga mata. Bahkan ia berpeluang buta akibat serangan yang diduga dilakukan oleh Hadi Matar.