PALEMBANG, PALPRES.COM- Di jalan Asia, Kelurahan Plaju Ulu, ada sentra produksi tempe tertua di Kota Palembang yang sejak 1952, terus berkembang dan bertahan hingga kini.
Sudah berbagai generasi menggantungkan penghidupan keluarganya dari produksi tempe di kampung itu.
Namun, masyarakat di sana dulunya hanya tau cara mengolah tempe tanpa memikirkan dampaknya, yang kemudian menimbulkan gesekan sosial dengan masyarakat yang bukan perajin tempe, sebagaimana disampaikan Junaidi, Ketua RT 004/RW 002.
“Selama ini, kami hanya memikirkan bagaimana cara memproduksi tempe dan berjualan, sementara pengolahan limbahnya dikesampingkan,” ujarnya.
BACA JUGA:Jadi Kado Kemerdekaan, Kilang Pertamina Plaju Berhasil Ekspor Produk LSFO V 1250 ke Singapura
Namun kehadiran CSR PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Refinery Unit III Plaju pelan-pelan mengubah wajah Jalan Asia.
Junaidi, yang juga local heroes di Kampung Tempe, merasakan betul kehadiran program Kampung Pangan Inovatif yang diinisiasi oleh Kilang Pertamina Plaju beberapa tahun lalu.
Menurutnya, nuansa kampung yang dulu kumuh dan penuh limbah, pelan-pelan bersolek menjadi kampung yang asri.
“Dulu kami sering ada gesekan sosial antara perajin tempe dan yang bukan perajin, karena limbah kita yang menimbulkan bau tidak sedap,” ujarnya. Kampung Tempe itu lebih tertata dan bebas dari bau tidak sedap pasca limbahnya diproses melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang difasilitasi oleh Kilang Pertamina Plaju.
Dengan program Kampung Pangan Inovatif juga, Junaidi yang merupakan ketua Paguyuban Tempe Plaju Ulu mengakui banyak para perajin tempe yang mulai terpancing untuk berinovasi membuat produk olahan tempe yang beragam, seperti nugget tempe, tauco dan olahan lainnya yang penuh protein.
Beberapa puluh meter ke arah Selatan, ada pekarangan rumah Bu Jamiah yang dipenuhi tanaman-tanaman herbal dengan metode urban farming, yang olehnya diolah menjadi berbagai produk teh kaya khasiat, seperti teh daun mint, bunga telang, rosella dan sambiloto dan telah memiliki pasar tersendiri.
Bu Jamiah sendiri sudah dikenal cukup luas di Kota Palembang, bahkan sudah beberapa kali meraih penghargaan dari Pemerintah Kota Palembang atas prestasinya dalam penghijauan lingkungan dan inovasi produk minuman dari bahan-bahan herbal. Ia bahkan bercita-cita menjadikan Plaju sebagai kecamatan herbal.
Staf Ahli Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia Karliansyah mengapresiasi program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Refinery Unit III Plaju (Kilang Pertamina Plaju).
BACA JUGA:Mitra Binaan Kilang Pertamina Plaju Ubah Limbah Non B3 Jadi Komposter
Menurutnya, kolaborasi yang dijalankan antara Kilang Pertamina Plaju bersama unsur pemerintah setempat dan aktor lokal dalam program Kampung Pangan Inovatif berhasil disambut dengan sukacita oleh masyarakat setempat.