“Saya ingin membangkitkan kembali kampung lama di Palembang seperti perwakilan dari kelurahan dengan sebutan Kampung Goegoek, baik dari kelurahan 1 ilir hingga 35 Ilir maupun 1 Ulu hingga 16 Ulu,” sebut Sultan Fauwaz.
Sementara itu diketahui, peringatan Haul ke-5 SMB III diisi dengan santunan kepada 25 anak yatim dari berbagai panti asuhan maupun masyarakat di sekitar Istana Adat Palembang.
Budayawan dari UIN Raden Fatah Palembang, Kemas A.R. Panji, M.Si., menjelaskan, peringatan Haul ke-5 SMB III ini untuk memperingati serta mengenang perjuangan SMB III dalam mengangkat adat dan budaya Palembang sejak tahun 2003 hingga 2017.
“Salah satu perjuangan beliau yang berhasil adalah gambar rumah limas dan SMB II pada uang pecahan Rp10.000. Gambar SMB II dan Rumah Limas yang kini menjadi koleksi Museum Negeri Sumatera Selatan dikeluarkan pada tahun 2005. Semuanya itu berkat perjuangan SMB III,” terang Kemas A.R Panji.
BACA JUGA: Kesultanan Palembang Darussalam Jajaki Sinergi dengan Pertamina
Selain itu, SMB III juga berhasil menghalangi saat hendak dilakukan pemugaran Benteng Kuto Besak (BKB) yang direncanakan akan dibangun menjadi mall dan hotel.
Menurut Kemas AR.Panji, perjuangan SMB III dalam menjaga adat dan budaya Palembang menjadi alasan untuk menghormatinya. Sebab kelestarian itulah yang nantinya akan terus dikenal generasi muda sebagai warisan dari leluhur Palembang.
“Beliau pernah ngomong kepada kami jika jabatan sultan bukan mau jadi Walikota, tapi ingin menjaga adat dan budaya karena ini warisan dari leluhur. Sekarang beliau sudah wafat, artinya itulah batas kemampuan beliau dari 2003-2017,” ucapnya.